jpnn.com - BEIJING - Pemerintah Tiongkok menangkap 103 orang jaringan penjual bayi dari beberapa kota di Provinsi Shandong. Demi mengungkap kasus itu, polisi menyelidiki sejak dua bulan.
Dari penggerebekan tersebut, polisi Negeri Panda itujuga mengamankan 37 bayi dan seorang bocah perempuan 3 tahun. Si balita sudah dikembalikan ke orang tuanya. Sementara itu, sebagian bayi lainnya dirawat orang tua angkatnya dan sebagian dititipkan di panti asuhan.
BACA JUGA: Mahasiswi Minta Dosennya Lepas Busana di Kampus
Saat ditemukan, nasib para bayi tersebut sangat mengenaskan. Mereka disembunyikan di kamar mayat sebuah rumah sakit untuk penyakit menular yang sudah tidak beroperasi.
Sebagian besar menderita HIV/AIDS dan kurang gizi. Selama dikurung, mereka hanya diberi makan mi instan dan sayuran sisa. Mereka biasanya dijual dengan harga 50-80 ribu yuan (Rp 102 juta-Rp 163 juta). Anak laki-laki lebih mahal daripada anak perempuan.
BACA JUGA: Ingin Harga Murah, Lekatkan 94 iPhone di Tubuh
"Kami memerhatikan, ada beberapa peningkatan modus perdagangan anak ini," ujar Direktur Badan Keamanan Publik untuk Anti Trafficking Chen Shiqu. Salah satunya, kelompok penjual bayi itu akan mengirim perempuan-perempuan yang hamil tua ke kota lain dengan transportasi publik.
Mereka disembunyikan di pabrik-pabrik kosong untuk menunggu proses kelahiran. Hanya beberapa saat setelah muncul ke dunia, si bayi dijual. Biasanya, dalam proses transaksi, bayi yang akan dijual diletakkan di dalam tas besar.
Pemerintah Tiongkok memang sudah lama memerangi penjualan anak. Pembatasan satu anak yang dulu diberlakukan membuat banyak pasangan yang menginginkan anak laki-laki akhirnya memilih membeli dari pasar gelap. Pelaku penjualan bayi itu bukan hanya kelompok gangster, tetapi juga dokter kandungan. (AFP/CNN/sha/c23/ami)
BACA JUGA: Kasmaran pada Mahasiswi, Dosen Rela Telanjang di Kampus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasien Koma Bangkit karena Bau Uang
Redaktur : Tim Redaksi