JAKARTA - Tidak ingin uang melayang dan manajemen PT Khalifah Sulthan Tour, para jamaah memilih tidur di gedung Menara Era, tempat travel berkantor. Bahkan kain ihram yang harusnya dipakai untuk ibadah umrah di Mekkah dijadikan alas tidur.
"Mau bagaimana lagi, kami tidak mau pergi sebelum uang kami dikembalikan. Daripada tidur di lantai lebih baik pakai kain ihram untuk alas tidur dan selimut," ujar salah satu jamaah, Jumat (1/3).
Darmawan Duming, anggota DPRD Kota Gorontalo mengaku, tidak tidur sehari semalam karena memikirkan nasib jamaahnya. Apalagi jamaah yang ikut banyakan berusia lanjut.
"Saya dan kawan-kawan memilih tidur disini. Kami tidak mau dipermainkan lagi," tegasnya.
Dia menyatakan, jamaah sudah membaca tidak ada niat baik dari Dirut PT Khalifah Sulthan Tour. Mulai dari berubah-ubahnya jadwal pemberangkatan, tidak adanya tiket dan paspor.
"Itu Pak Purna (Dirut Sulthan Tour) sampai datang ke daerah kami menjanjikan kalau kami akan berangkat," ujarnya.
Kekecewaan serupa diungkapkan jamaah dari Depok, Pekan Baru, dan Medan. Mereka mengatakan, susah-susah mengumpulkan uang tapi akhirnya batal berangkat.
"Ini saja kami terlunta-lunta di Jakarta karena belum diberangkatkan. Mau tinggal di hotel kemahalan, jadinya tinggal di kantor perwakilan saja. Kalau yang laki-laki tidur di travel," ujar beberapa jamaah yang enggan disebutkan namanya.
Dari pantauan, jamaah semakin stess dan tegang karena hingga pukul 16.15 WIB, belum ada keputusan apapun. Padahal Purna Irawan sudah berjanji akan mengembalikan seluruh dananya pada pukul 16.00 WIB.(esy/jpnn)
"Mau bagaimana lagi, kami tidak mau pergi sebelum uang kami dikembalikan. Daripada tidur di lantai lebih baik pakai kain ihram untuk alas tidur dan selimut," ujar salah satu jamaah, Jumat (1/3).
Darmawan Duming, anggota DPRD Kota Gorontalo mengaku, tidak tidur sehari semalam karena memikirkan nasib jamaahnya. Apalagi jamaah yang ikut banyakan berusia lanjut.
"Saya dan kawan-kawan memilih tidur disini. Kami tidak mau dipermainkan lagi," tegasnya.
Dia menyatakan, jamaah sudah membaca tidak ada niat baik dari Dirut PT Khalifah Sulthan Tour. Mulai dari berubah-ubahnya jadwal pemberangkatan, tidak adanya tiket dan paspor.
"Itu Pak Purna (Dirut Sulthan Tour) sampai datang ke daerah kami menjanjikan kalau kami akan berangkat," ujarnya.
Kekecewaan serupa diungkapkan jamaah dari Depok, Pekan Baru, dan Medan. Mereka mengatakan, susah-susah mengumpulkan uang tapi akhirnya batal berangkat.
"Ini saja kami terlunta-lunta di Jakarta karena belum diberangkatkan. Mau tinggal di hotel kemahalan, jadinya tinggal di kantor perwakilan saja. Kalau yang laki-laki tidur di travel," ujar beberapa jamaah yang enggan disebutkan namanya.
Dari pantauan, jamaah semakin stess dan tegang karena hingga pukul 16.15 WIB, belum ada keputusan apapun. Padahal Purna Irawan sudah berjanji akan mengembalikan seluruh dananya pada pukul 16.00 WIB.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Diminta Telusuri Aliran Dana ke Ibas
Redaktur : Tim Redaksi