Tunisia Mulai Susun Pemerintahan Baru

Selasa, 18 Januari 2011 – 21:21 WIB
TUNIS - Masih panasnya suhu politik di Tunisia, tak membuat penguasa interim berlama-lama menyusun pemerintahan baruPemerintahan baru disebut-sebut masih akan mengakomodasi sejumlah menteri dari rezim mantan diktator Zine El Abidine Ben Ali.

Pemimpin oposisi Maya Jribi kepada Agence France-Presse mengungkapkan bahwa eksekutif akan diisi oleh sejumlah orang lama, anggota partai oposisi, dan tokoh independen

BACA JUGA: Bikin Mammoth Made in Japan

Perdana Menteri Mohammed Ghannouchi, sekutu dekat Ben Ali, diperkirakan akan dipertahankan.

Pemerintah telah melakukan pembicaraan dengan sejumlah partai politik yang dianggap sah secara hukum oleh rezim sebelumnya
Dua partai, Partai Komunis dan Islam yang dilarang selama pemerintahan Ben Ali, tidak dilibatkan dalam pembicaraan tersebut

BACA JUGA: Terindikasi Korupsi, Calon Menara Dibongkar

Negosiasi dilakukan di tengah terus terdengarnya baku tembak di luar istana kepresidenan di Carthage.

Sebelumnya, Presiden Interim Foued Mebazaa menyatakan, saat ini semua rakyat Tunisia, tanpa terkecuali, bisa ambil bagian dalam perpolitikan nasional
Dia juga menyerukan terbentuknya pemerintahan koalisi persatuan untuk kepentingan bangsa yang lebih besar

BACA JUGA: 22 Imigran Hilang di Laut

Namun negosiasi politik yang berlangsung Minggu (17/1) tampaknya tetap tidak mengakomodasi kekuatan politik tertentu.

Di tengah upaya pemerintah mempersiapkan pemilu dua bulan ke depanTokoh sekuler garis kiri, Moncef Marzuki menyatakan kesiapannya untuk maju sebagai calon presiden"Pertanyaannya adalah, apakah pemilu nanti bisa berjalan dengan jujur dan adil?" tuturnya di tempat pengasingannya selama 2o tahun terakhir, di Prancis.

Rencana pengumuman kabinet baru tak juga meredakan kekerasan di Ibu Kota TunisMiliter terus terlibat baku tembak dengan anggota pasukan pengawal presiden Ben Ali.

Pihak militer menyatakan dua pria bersenjata ditembak mati di dekat kantor kementerian dalam negeri di Tunis pusatDua lainnya ditangkapPolisi, kepada AFP menyatakan, delapan orang terluka dalam kontak senjata tersebutPerkembangan terakhir kontak senjata tersebut belum diketahui.

"Rezim Ben Ali berupaya memelihara kepanikan masyarakat," ujar Mustapha Ben Ahmed, seorang anggota serikat pekerja yang ikut berdemo saat penjatuhan rezim berlangsung"Ben Ali lari dan meninggalkan Tunisia terbakar," tandasnya.

Perdana menteri menyatakan tidak ada toleransi bagi siapapun yang mengancam keamanan negaraPernyataan tersebut dikeluarkan setelah militer menangkap komandan pasukan pengawal Ben Ali karena diduga akan melakukan pemberontakan.

Keponakan Ben Ali, Kais Ben Ali, juga ditangkap bersama sepuluh orang lainnya di pusat rumah keluarga besar sang mantan diktator di Kota MsakenMereka dituduh melepaskan tembakan membabi buta ke arah militer dengan mengendarai mobil polisi(cak/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ASEAN Kian Percaya Diri Hadapi Krisis Ekonomi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler