JAKARTA - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) mengklaim sengketa dengan Bukit Asam (PTBA) sudah tuntas. Persoalan itu sudah diserahkan kepada proses hukum dan menjadi wewenang pengadilan. Karena itu, perseroan sepenuhnya menyerahkan keputusan itu kepada pengadilan. "Kami ikuti prosedur hukum,” tukas M Syah Indra Aman, Direktur Adaro, di Jakarta, Jumat (27/4).
Proses pengadilan sebut Indra yang dijalani tidak hanya satu tahap. Bahkan, saat ini sudah masuk tahap peninjauan kembali (PK). Intinya, manajemen menilai masalah yang terjadi dengan PTBA baik secara perdata dan tata usahanya sudah selesai. "Jadi, kami menghormati keputusan pengadilan, sesuai aturan yang ada," tambah Indra.
Kasus itu bermula saat Adaro memberikan informasi tentang pembelian saham PT Mustika Indah Permai (MIP). Di mana perseroan melalui suratnya memberitahukan bila wilayah IUP MIP tidak bertumpang tindih dengan wilayah izin pertambangan pihak manapun khususnya PTBA.
Kasus itu ternyata tidak berefek pada kinerja perseroan. Di mana sepanjang 2011, perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar USD 3,99 miliar atau naik 47 persen dari USD 2,72 miliar 2010. Sementara laba bersih tercatat USD 552 juta atau naik 124 persen dari laba tahun sebelumnya sebesar USD 247 juta. Karena itu, perseroan menggelontorkan dividen tahun 2011 sebesar USD 259,09 juta. Jumlah itu setara 47,08 persen dari laba bersih 2011.
Dari angka itu, senilai USD 75,17 juta berupa dividen tunai interim telah dibayarkan 9 Desember 2011 lalu. Sementara, sebesar USD 183,92 akan dipakai untuk pembayaran dividen tunai. ”Ini dividen terbersar dalam sejarah kami,” ujar David Tendian, Direktur Adaro.
Selain itu, hingga penghujung 2011, perseroan telah memberikan kontribusi kepada negara sekitar 70 persen atau USD 900 juta. Jumlah itu merupakan komposisi dari pembayaran pajak dan royalti. Sekitar 13,5 persen diberikan kepada pemerintah dalam bentuk royalti (USD 405,4 juta) dan 45 persen pajak penghasilan (USD 450,5 juta) atau total 70 persen. Dengan konfigurasi itu, manajemen hanya mengambil keuntungan 30 persen dari laba tercatat.
"Pajak dan royalti ditambah dana Corporate Social Responsibility (CSR) total USD 900 juta," tegas Garibaldi Thohir, Presiden Direktur Adaro.
Sementara hingga kuartal pertama 2012, perseroan telah menyerap dana belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 175-200 juta. Dana itu dipakai untuk membiaya pemeliharaan infrastruktur pelabuhan, jalan dan lainnya. Tahun ini, perseroan berencana mengalokasikan capex USD 650-700 juta. Jumlah itu meningkat dibanding tahun lalu di kisaran USD 628 juta. (far)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Medco Targetkan Penjualan400 ribu KL Diesel
Redaktur : Tim Redaksi