jpnn.com, DENPASAR - Aksi unjuk rasa yang menuntut kemerdekaan Papua di Denpasar, Bali pada Rabu (1/12) berujung bentrok dengan dua organisasi masyarakat atau ormas di Pulau Dewata.
Bentrokan terjadi setelah massa Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua (FRIWP) yang menuntut kemerdekaan Papua diadang oleh puluhan anggota ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali dan Ksatria Keris Bali.
BACA JUGA: Personel TNI Vs Polri Bentrok, Senator Filep Wamafma Bereaksi
Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) Bali saat terlibat bentrok dengan 2 ormas di Denpasa, Bali, Rabu (1/12). (Sentot Prayogi/JPNN.com)
BACA JUGA: Novel Baswedan Seharusnya Audit Formula E, bukan Bisnis PCR
Rencana AMP dan FRIWP berdemo di depan Kantor Konsulat Jenderal Amerika Serikat (Konjen AS), di Bundaran Hang Tuah pun gagal. Pasalnya, mereka diadang oleh massa dua ormas di Bali itu sekitar 300 meter dari Kantor Konjen AS.
Aksi demo itu diawali dengan berkumpulnya massa AMP dan FRIWP di sekitar Lapangan Bajra Sandhi Renon sekitar pukul 07.00 WITA. Berubah dari rencana awal pukul 10.00 WITA.
BACA JUGA: Terungkap! Begini Kalimat Ancaman RS yang Nekat Merampok dan Menghabisi Suripto
Sementara itu, Ormas PGN dan Ksatria Keris Bali juga menurunkan puluhan massanya untuk mengadang massa AMP Bali.
Selanjutnya, sekitar pukul 08.00 WITA, massa AMP Bali dan FRIWP mulai bergerak menuju Konjen AS, tetapi diadang massa PGN Bali dan Keris Bali.
Ketika berhadap-hadapan, antarkelompok massa itu terlibat cekcok hingga aksi saling dorong yang memicu terjadinya bentrok fisik di antara mereka.
"Sesuai pengajuan izinnya, AMP menggelar aksi jam sepuluh, tetapi dari jam enam mereka sudah kumpul dan bergerak, sehingga kami mengadang mereka," kata Koordinator PGN Bali Pariyadi diberitakan bali.jpnn.com.
Pengadangan terhadap massa AMP Bali pertama kali dilakukan oleh 2 kelompok ormas Bali di depan SPBU sebelum Mal Plaza Renon, Denpasar. Ketika itu, pengunjuk rasa yang menuntut kemerdekaan Papua itu sudah mulai berorasi.
Saat pengadaan itu, kedua kelompok terlibat saling dorong disertai luapan sumpah serapah selama belasan menit.
BACA JUGA: Kepala BKN: PPPK dan PNS Sama-Sama ASN, Mereka KORPRI
Tak terima aksinya direcoki dan dibubarkan paksa oleh massa ormas dan pecalang, kubu AMP Bali yang membawa beragam alat tumpul seperti kayu dan bambu, mulai beringas dan terjadi kontak fisik.
Bentrok antarkelompok massa itu juga diwarnai aksi saling lempar batu dan benda-benda tumpul lainnya. Pertikaian itu baru mereda sekitar pukul 09.00 WITA, setelah aparat kepolisian dari Polda Bali dan Polresta Denpasar membubarkan mereka.
Seusai bentrok, pihak Keris Bali mengeklaim ada sejumlah anggotanya yang mengalami luka ringan. "Anggota saya ada tiga orang kena lemparan batu dan pukulan kayu, satu orang kena di kepalanya," ucap I Ketut Ismaya dari Ksatria Keris Bali.
Sementara dari PGN Bali, Gus Yadi -panggilan Pariyadi menyebut sejumlah anggotanya juga terluka. "Ini bukti kalau aksi damai mereka berujung anarkistis, aparat kepolisian harus memanggil para pelaku," ucapnya.
Dari pihak AMP dan FRIWP menyebut bentrokan itu dipicu provokasi dari massa pengadang.
"Ormas reaksioner mengambil poster, provokatif, dan mengadakan aksi tandingan tanpa surat pemberitahuan aksi," ucap AMP Bali dalam keterangan resminya.
AMP Bali juga menyebut 13 anggotanya mengalami luka-luka akibat terkena pukulan saat bentrokan tersebut. (gie/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam