Kasatreskim Polres Manokwari, AKP Dwi Sasongko termasuk salah satu di antaranya yang terkena lemparan batu yang mengakibatkan tanggannya mengalami pembekakan. Selain korban luka dari anggota kepolisian, 11 massa KNPB sempat diamankan polisi, namun kemudian dibebaskan. 11 aktivis KNPB yang diamankan ini sempat diperlihatkan kepada massa lainnya dan tampak diantaranya wajahnya bengkak diduga akibat pukulan.
Bentrokan ini terjadi ketika ratusan massa KNPB hendak berjalan kaki (Long march) ke lapongan Borarsi untuk menggelar aksi unjuk rasa sekitar pukul 10.30 WIT sebagai bentuk dukungan atas International Lawyers for West Papua di London, Inggris.
Namun langkah mereka dihentikan aparat kepolisian di Jalan Gunung Salju, polisi tak mengizinkan massa menggelar aksi unjuk rasa. Awalnya suasana berlangsung aman dan dapat dikendalikan, sempat terjadi negosiasi. Namun ketegangan memuncak sekitar pukul 12.00 WIT ketika ada lemparan batu ke arah polisi yang mengamankan jalannya aksi unjuk rasa ini. Polisi pun melepaskan tembakan peringatan ke udara untuk membubarkan massa. Suasana menjadi kacau balau, saling lempar terjadi beberapa saat tepatnya di depan asrama mahasiswa Eidelweis.
Beberapa anggota polisi terkena lemparan, demikian juga ada massa yang diamankan serta dipukuli. Selain itu, satu mobil pick-up putih yang memuat pengeras suara terkena lemparan,kaca depannya pecah. Mobil Wakapolres juga terkena lemparan. Sebagian massa juga memblokade jalan Gunung Salju depan Mapolsek Ambon. Akibat kejadian ini, arus lalulintas mulai dari depan Mapolsek Amban terganggu, angkutan umum tak berani melintas.
Wakapolda Papua, Brigjen Pol Paulus Waterpauw dan Kapolres Manokwari AKBP Agustinus Suprianto datang ke lokasi kejadian, akhirnya suasana berangsur-angsur normal. Massa KNPB kemudian kembali berkumpul di tengah jalan, tak jauh dari kampus Unipa. Mereka menuntut agar rekannya yang diamankan, dibebaskan. Tuntutan ini dipenuhi polisi, 11 massa KNPB sempat diperlihatkan pada massa lainnya.
Wakapolda Papua yang menemui massa KNPB sangat menyayangkan kejadian ini. Menurutnya, ada ketentuan dalam menyampaikan aspirasi. Lagi, Polres Manokwari tidak memberikan izin atas permohonan kegiatan KNPB. “Ada pemahaman yang berbeda dari adik-adik (massa KNPB) dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Kami sangat sesalkan insiden anarkias tadi,” ujar Paulus seperti yang dilansir Radar Sorong (JPNN Group), Rabu (24/10).
Perlu diwaspadai menurut Wakapolda adalah apa yang terjadi di luar dugaan. Dalam menyampaikan pendapat di muka umum ada rambu-rambu yang perlu dipatuhi. “Aspirasi yang anda sampaikan juga terjadi seperti di daerah lain,di Jayapura, Wamena, Sorong dan dimana saja. Namun aturan harus dipatuhi. Anggota (polisi) yang melanggar hukum ada aturannya,demikian pula anda bila melawan aturan ada hukumnya, semua sudah diatur,” tandasnya.
Waterpauw menyatakan, dirinya diperintah oleh Kapolda Papua untuk datang ke Manokwari mengawasi aksi unjuk rasa. Setelah mendapatkan laporan terjadi anarkis,ia dan Kapolres langsung menuju tempat kejadian perkara.
Kapolres Manokwari, AKBP Agustinus Suprianto yang ikut menemui massa,beberapa anggotanya terluka karena terkena lemparan batu. Sama dengan Wakapolda,Kapolres ikut menyayangkan insiden ini. Polisi lanjut Kapolres tidak berbicara politik,namun tugasnya adalah memberikan rasa aman kepada semua warga. Siapa saja boleh menyampaikan pendapat,namun tidak diperkenankan melakukan perbuatan yang melanggar hukum. “Semua saling menjaga. Mau sampaikan aspirasi silahkan asalkan sesuai koridor,” tandasnya.
Soal kerugian,Kapolres menyatakan siap untuk mengganti. Demikian pula,bila ada korban luka-luka akan diobati. “Ada anggota saya (polisi) yang luka karena lemparan.Kita jangan terprovokasi,tapi saling menjaga,” ujar Kapolres lagi.
Dialog antara Wakapolda,Kapolres dan massa di tengah jalan berlangsung cukup lama. Massa baru membubarkan diri sekitar pukul 15.00 Wit dan blockade jalan pun dibuka sehingga arus lalulintas di Amban kembali normal. (lm/sr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesantren Krisis Air, Santri Dipulangkan
Redaktur : Tim Redaksi