Tuntutan Agar Harga BBM Turun Lebih Kental Diwarnai Argumentasi Politis

Rabu, 13 Mei 2020 – 04:46 WIB
Ilustrasi Pertamina. Foto: pertamina.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai, isu soal harga BBM (bahan bakar minyak) di dalam negeri tak kunjung turun, lebih kental diwarnai argumentasi politis.

Mestinya, menurut pria yang pernah menjadi staf ahli di SKK Migas periode 2013-2014 ini, isu terkait harga BBM seharusnya lebih kental diwarnai argumentasi ekonomis.

BACA JUGA: Analisis Pengamat Tentang Dampak Isu Harga BBM Terhadap Pemerintahan Jokowi

"Saya kira drama tuntutan turunnya harga BBM lebih diwarnai dengan argumen politik ketimbang ekonomis," ujar Ari kepada jpnn.com, Selasa (12/5).

Dosen di Universitas Indonesia ini menyimpulkan hal tersebut, karena merasa kritikan yang diarahkan pada pemerintah terkesan tidak disertai alasan berdasarkan argumentasi ekonomis.

BACA JUGA: Soal Harga BBM, Kang Ujang: Wajar jika Rakyat Mengkritik

"Berdasar pengalaman saya yang penah menjadi Staf Ahli di SKK Migas, harga minyak yang ada di Pertamina sekarang ini kan berasal dari impor sekitar tiga bulan yang lalu," ucapnya.

Artinya, kata pembimbing program doktora di Universitas Padjajaran ini, secara logika harga BBM saat ini tidak bisa turun begitu saja. Meski harga minyak mentah di dunia turun.

BACA JUGA: Tito Karnavian: Tidak Mungkin Tutup Terus, PHK akan Makin Bertambah

"Hal pertama yang perlu diketahui masyarakat, regulasi kenaikan atau penurunan harga BBM sudah ada. Itu ditentukan dalam periode waktu tertentu. Harga minyak tidak bisa dipatok tetap, tetapi fluktuatif," katanya.

Ari kemudian mengajak masyarakat memberi kepercayaan pada Pertamina atau pemerintah, untuk menentukan kewajaran harga BBM.

Sebelumnya, Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut sejumlah alasan mengapa harga BBM tidak turun, meski harga minyak dunia turun.

Antara lain, harga minyak dunia diperkirakan akan kembali naik akhir tahun mendatang.

Alasan lain, harga minyak mentah dunia juga disebut tak juga stabil.

Kemudian harga BBM di dalam negeri disebut sudah lebih dulu turun pada Januari lalu.

Arifin mencontohkan selama Januari-Februari 2020, Indonesia masuk tiga negara dengan harga bensin terendah di ASEAN setelah Malaysia dan Myanmar.

Arifin mengakui pada berbagai negara sudah menurunkan harga BBM pada April lalu.

Namun, posisi harga BBM di Indonesia menurutnya masih keempat terendah di ASEAN. (gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler