Turki Dihajar Inflasi, Erdogan Siapkan Progam Hapus Utang di Bawah Rp 4,08 M

Rabu, 07 September 2022 – 08:49 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Foto: AFP

jpnn.com - ANKARA - Inflasi tinggi sedang melanda Turki.

Angka inflasi tahunan pada Agustus lalu di negeri pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan itu mencapai 80,2 persen.

BACA JUGA: Bamsoet Ungkap Pentingnya PPHN dalam Jurnal Internasional Scopus di Turki

Institut Statistik Turki (TUIK) mencatat angka inflasi tersebut mengalami kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Inflasi tahunan di Turki pada Juli lalu di angka 79,6 persen. 

Presiden Erdogan menyatakan inflasi tetap menjadi masalah utama dan ancaman bagi semua negara. “Negara-negara maju, khususnya, belum bisa menemukan solusi atas inflasi,” ujarnya seusai memimpin rapat kabinet di Ankara, Senin (5/9).

BACA JUGA: Inflasi Cenderung Terkendali jika Stok Pangan Aman

Meski demikan, pentolan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) itu tetap optimistis bahwa angka inflasi di negerinya akan turun.

Erdogan mengharapkan setelah tahun baru nanti inflasi Turki akan turung menjadi di bawah 40 persen.

BACA JUGA: Israel Jadi Sahabat Turki, Erdogan Janji Begini kepada Muslim Palestina, Ada yang Percaya?

Wali kota Istanbul periode 1994-1998 itu meyakini inflasi di Turki pada akhir tahun depan sudah di kisaran 20 persen. “Kami ingin membebaskan negara kami dari ancaman inflasi,” ucapnya. 

Untuk itu, Erdogan menyiapkan program untuk mengintensifkan program untuk mendongkrak penghasilan kelompok berpenghasilan menengah. 

“Beberapa langkah akan diambil, seperti meningkatkan pensiun dan gaji pegawai negeri serta memperluas cakupan bantuan sosial,” tuturnya.

Selain itu, Erdogan juga menyiapkan program penghapusan utang bagi rakyatnya yang berutang di bawah Turkish Lyra (TRY) 5 juta atau sekitar Rp 4,08 miliar. Sekitar 5,5 juta warga Turki akan menikmati program itu.

“Kami akan menerapkan strategi yang mendorong potensi pembangunan negara dan memprioritaskan produksi bernilai tambah yang meningkatkan penyerapan tenaga kerja,” katanya.(Hurriyet/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler