ANKARA - Hubungan Turki dan Israel berada di titik nadirPemerintah Turki kemarin (2/9) mengusir Duta Besar (Dubes) Israel Gabby Levy dari Kota Ankara
BACA JUGA: Kisah Anggota Brigade Khusus Wanita Pasukan Kadhafi
Tidak hanya itu, Turki menurunkan tingkat hubungan diplomatiknya dengan pemerintah Israel pula"Mulai saat ini, hubungan kedua negara hanya sampai pada tingkat sekretariat kedua
BACA JUGA: Steve Jobs Makin Kurus dan Pucat
Dubes dan seluruh diplomat tingkat tinggi (Israel) harus meninggalkan ibu kota Ankara sebelum Rabu depan (7/9)," tegas Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Ahmet Davutoglu dalam keterangan persnya kemarin.Keputusan itu diambil menyusul hasil investigasi PBB yang menyatakan bahwa aksi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) terhadap misi kemanusiaan pro-Palestina lewat kapal MV Mavi Marmara di Jalur Gaza pada 31 Mei 2010 lalu terlalu berlebihan
Menyikapi laporan PBB itu, Turki mengusir Dubes Gabby Levy dari Kota Ankara
BACA JUGA: Myanmar Kian Terbuka, Suu Kyi Diundang ke Ibu Kota
Selain itu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Recep Tayyip Erdogan memutuskan hubungan militer dengan Israel pulaBahkan, Turki juga membekukan segala bentuk kerja sama yang telanjur telah disepakati dan ditandatangani oleh kedua negaraBukan hanya itu, Turki akan memberlakukan larangan melintas di timur Laut Mediterania bagi seluruh kapal yang berbendera IsraelTerutama, armada laut milik militer Israel
"Sudah tiba waktunya bagi Israel membayar prinsip mereka yang selalu menganggap lebih tinggi daripada hukum internasional dan hati nurani manusia," ungkap Davutoglu
Setelah bersikeras tak mau mengakui kesalahan mereka, lanjut dia, pemerintahan PM Benjamin Netanyahu harus kehilangan mitra seperti TurkiPadahal, sebelumnya, hubungan dua negara yang terpisahkan Laut Mediterania tersebut cukup baik
Selama Israel belum mengakui kesalahan mereka dan melakukan perbaikan, tegas Davutoglu, hubungan kedua negara tidak akan pernah membaik"Kami tak akan pernah mengubah keputusan yang sudah kami ambil," tandasnya.
Bahkan, menurut dia, pemerintahan Erdogan pun bakal terus mendampingi keluarga para korban insiden kapal itu yang berencana menggugat Israel lewat jalur hukumJika perlu, pemerintah Turki siap membela para penggugat
Terkait dengan insiden di jalur pelayaran internasional Laut Mediterania tahun lalu itu, Turki menuntut supaya Israel minta maafSebab, aksi militer itu merenggut nyawa sembilan aktivis kemanusiaan keturunan TurkiDelapan di antara mereka berstatus warga negara Turki dan seorang lainnya warga Amerika keturunan Turki
Laporan final PBB soal hasil investigasi insiden kapal Mavi Marmara tersebut juga menuai reaksi keras Presiden Turki Abdullah GulTerutama, terkait dengan bagian yang tidak memerintahkan Israel untuk minta maaf"Jujur, bagi kami, laporan itu nihilTidak ada apa-apanya," tutur Gul.
Dia menyesalkan pula pernyataan PBB yang menyebut penyergapan di atas kapal berbendera Komoro tersebut sebagai tindakan legalKarena itu, Turki tidak akan tunduk pada embargo yang diberlakukan Israel atas Jalur Gaza
Sayangnya, Tel Aviv tidak menggubris tuntutan AnkaraJangankan minta maaf, Israel juga tidak bersedia mengaku bersalahSebaliknya, mereka membela diri dan menyebut bahwa aksi tersebut sesuai prosedur
Dalam pernyataan resmi, Israel mempertegas sikapnya untuk tidak meminta maaf kepada TurkiAlasannya, PBB pun tidak mengharuskan Tel Aviv meminta maaf kepada Ankara terkait insiden tersebut
"Dalam laporan itu, hanya disebutkan bahwa Israel harus menyesali tindakan tersebut dan memberikan sejumlah ganti rugi atas kerusakan yang telah ditimbulkan," kilah salah seorang pejabat Israel yang tak mau disebutkan identitasnya merujuk pada laporan PBB tersebut(AP/AFP/RTR/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lacak Kadhafi, Inggris Terjunkan Tim SAS
Redaktur : Tim Redaksi