jpnn.com - jpnn.com - Angka kredit macet yang naik 1,4 persen menjadi empat persen pada 2016 menganggu kinerja PT Bank Mandiri Tbk .
Kredit bermasalah itu di antaranya datang dari nasabah kecil dan menengah.
BACA JUGA: Perkuat Posisi, Mandiri Sisihkan Laba Sebesar Rp 24,6 T
Selain itu, kredit macet juga datang dari nasabah sektor batu bara, baja, dan perkapalan.
Kenaikan kredit bermasalah membuat perseroan menambah cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) dari Rp 12 triliun pada 2015 menjadi Rp 24,6 triliun.
BACA JUGA: Bank Mandiri Suntik PT Timah Rp 300 Miliar
Akibatnya, laba bersih BMRI turun 32,1 persen sehingga menjadi Rp 13,8 triliun.
Laba sebelum pencadangan (pre-provision operating profit/PPOP) tercatat Rp 43,3 triliun.
BACA JUGA: Mandiri Bank Pertama Cetak Aset Rp 1.000 Triliun
Dirut BMRI Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, secara operasional, laba perseroan sebenarnya tumbuh 12 persen.
”Pendapatan kami sebenarnya tinggi sekali. Selain itu, pertumbuhan kredit, margin, cost efficiency, semua tidak ada masalah. Hanya karena pencadangan,” katanya saat public expose di Jakarta, Selasa (14/2).
Pria yang kerap disapa Tiko itu menuturkan, tahun ini non-performing loan diharapkan turun di kisaran 3,5 persen sehingga pencadangan turun 30–40 persen.
Dengan demikian, kinerja laba bank bisa kembali normal.
Perseroan juga terus memperbaiki restrukturisasi kredit.
Bank Mandiri juga berupaya mengembalikan segmentasi kredit dari awalnya didominasi segmen menengah menjadi dominan korporasi.
Strategi tersebut berdasar proyeksi bahwa kinerja korporasi tahun ini akan meningkat.
Hal itu terlihat dari naiknya harga komoditas, terutama sawit dan mineral, serta tingginya proyek-proyek pembangunan infrastruktur di sektor perhubungan dan energi.
”Ekonomi membaik dan demand konsumen meningkat. Power plant, jalan tol, pelabuhan, bandara, kami sudah masuk di semua itu Rp 100 triliun,” jelas Tiko.
Bank Mandiri juga berencana bergabung dalam pembiayaan sindikasi light rail transit (LRT) di Jakarta.
Namun, Tiko belum bersedia menerangkan rencana itu lebih lanjut.
Di sisi lain, kinerja kredit Bank Mandiri tumbuh positif sebesar sebelas persen. Kenaikan pencadangan juga tidak berpengaruh terhadap ekspansi perseroan.
Beberapa anak usaha seperti PT Mandiri Tunas Finance, PT Mandiri Utama Finance, dan PT Mandiri Taspen Pos (Bank Mantap) berencana menambah pendanaan lewat obligasi.
”Ekspansi enggak ada masalah karena CAR (rasio kecukupan modal, Red) masih bagus. Likuiditas juga enggak bermasalah karena akhir tahun lalu ada Rp 17 triliun,” terang Tiko. (rin/c11/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp 25,5 Triliun
Redaktur & Reporter : Ragil