jpnn.com - Selama ini, mungkin Anda sering melihat berbagai iklan program pelangsingan yang menjanjikan penurunan berat badan dalam waktu yang cepat. Sering kali orang tergoda dengan bujuk rayu iklan-iklan tersebut.
Ya, siapa yang tidak ingin memperoleh hasil nyata dalam waktu terbilang instan? Namun, apakah penurunan berat badan dalam waktu yang cepat baik bagi kesehatan?
BACA JUGA: Ini Jenis Makanan yang Harus Dihindari Penderita Kanker Usus
Indonesia Menggemuk
Judul di atas sama sekali tidak mengada-ada. Angka kegemukan yang dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa kini meningkat, baik di Indonesia maupun di dunia.
BACA JUGA: Benarkah Lemak Tubuh Pengaruhi Volume Otak?
Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan pada tahun 2013, angka kegemukan di Indonesia adalah 26,6%. Jumlah ini meningkat dari tahun 2007.
Menurut Euromonitor International, obesitas meningkat pesat tahun 2010-2020 di beberapa negara di kawasan Asia Pasifik. Antara lain Vietnam (225%), Hongkong (178%), India (100%), Korea Selatan (81%), Selandia Baru (52%), dan Indonesia (50%).
BACA JUGA: Kenali 8 Gejala Kanker Usus
Semua Senang yang Instan
Selain menimbulkan berbagai masalah kesehatan, memiliki tubuh gemuk juga membuat Anda kurang bebas beraktivitas. Bahkan Anda juga bisa kesulitan menemukan baju yang terlihat bagus ketika dikenakan.
Anda yang sudah telanjur ‘kebablasan’ bertubuh subur, tentunya ingin mengupayakan cara tertentu untuk menurunkan berat badan. Mulai dari berdiet, berolahraga, minum herbal, obat, hingga operasi.
Dari cara-cara tersebut, metode menurunkan berat badan dengan cepat memang banyak menarik perhatian dan mengundang hasrat untuk mencoba. Namun hati-hati, menurunkan berat badan terlalu cepat ternyata bisa membahayakan kesehatan!
Apa Risikonya?
Berdiet terlalu ketat, misalnya mengonsumsi makanan yang sangat sedikit dengan harapan dapat menurunkan berat badan dengan cepat, dapat mencetuskan risiko kurang gizi.
Setiap hari tubuh memerlukan nutrisi yang lengkap dan seimbang dari makanan, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kekurangan zat-zat gizi tersebut dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti mudah sakit, kulit kusam dan kering, rambut rontok, pengurangan massa tulang.
Anda juga rentan terserang dehidrasi. Sebab penurunan berat badan yang cepat dihasilkan dari air yang terbuang dari tubuh dan bukan lemak. Lemak tidak dapat dihilangkan hanya dalam waktu yang singkat.
Selain itu, metode diet instan tidak dapat memberikan hasil yang bertahan dalam jangka panjang. Risikonya Anda mengalami diet yo-yo (berat badan kembali seperti semula, bahkan bisa lebih).
Bagaimana yang Aman?
Biar lambat asal selamat. Anda bisa menerapkan pepatah ini saat berdiet. Meskipun hasilnya tidak cepat terlihat, metode diet dengan mengurangi berat badan sebesar 0,5-1 kg per minggu akan lebih sehat, bertahan untuk jangka panjang, dan tidak mudah terkena diet yo-yo.
Untuk mendapatkan hasil ini, Anda cukup mengurangi 250-500 kalori setara dengan 500 ml minuman soda atau segelas susu full cream dari porsi makan Anda, dan membakar 500 kalori dengan olahraga lari 45 menit setiap hari.
Solusi termudah dan ternyaman adalah dengan pola makan sehat 1.200 kalori. Makan pagi dan makan malam masing-masing dengan segelas susu meal replacement 200 kalori, sedangkan makan siangnya dibebaskan. Pilihlah segelas susu meal replacement dengan kalori terkontrol, tinggi protein, tinggi serat, dan mengandung isomaltulosa agar memberikan rasa kenyang yang lebih lama.(RS/RH/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pola Diet yang Salah Bisa Sebabkan Berat Badan Naik
Redaktur & Reporter : Yessy