Turut Sukseskan G20, ASDP Pacu Pengembangan Green Port Berkelanjutan

Senin, 21 November 2022 – 03:50 WIB
Pelabuhan Penyeberangan Lembar. Foto dok ASDP

jpnn.com, BALI - PT ASDP Indonesia Ferry terus memacu pengembangan pelabuhan berwawasan lingkungan (green port) secara berkelanjutan.

Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin mengatakan perseroan selalu berkomitmen menerapkan prinsip-prinsip usaha di bidang angkutan kapal ferry penyeberangan dan kepelabuhan yang berwawasan lingkungan secara berkelanjutan.

BACA JUGA: Tekan Emisi Karbon, ASDP Akselerasi Program Penanaman Mangrove

Hal ini sejalan dengan perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, yang mengambil tema "Recover Together, Recover Stronger", dengan tiga isu utama yang memerlukan penanganan secara global, yakni kesehatan yang inklusif, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital.

"Sebagai perusahaan transportasi, tentunya ASDP berkaitan dengan emisi karbon, sehingga berkomitmen menerapkan prinsip usaha berwawasan lingkungan di berbagai bidang mulai manajemen, penyeberangan, dan kapal," katanya.

BACA JUGA: Kementerian BUMN dan Kemenko Marves Apresiasi Pahlawan Pandemi di G20

Prinsip hijau tersebut juga sesuai misi ASDP untuk menerapkan standar lingkungan, yang berkelanjutan serta agenda Paris Agreement, yang menargetkan Indonesia mengurangi emisi karbon sampai 29 % pada 2030.

Menurut Shelvy, sebagai upaya mewujudkan green port tersebut, ASDP melakukan sejumlah langkah-langkah di antaranya, melalui anak usaha PT Indonesia Ferry Property (IFPRO).

BACA JUGA: Gelar IPEX 2022, BTN Bidik KPR Baru Capai Rp 1,5 Triliun

ASDP telah mengembangkan instalasi panel surya atau pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Terminal Eksekutif Sosoro Pelabuhan Merak, Banten, dan Terminal Eksekutif Anjungan Agung Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Pemasangan instalasi panel surya tersebut bekerja sama dengan PT Surya Energi Indotama (SEI), anak usaha PT Len Industri yang menggunakan sistem PLTS on-grid.

"Hal ini merupakan bentuk kolaborasi dalam untuk mendukung program pemerintah mencapai target net zero emission pada 2060 atau lebih cepat," tuturnya.

Kapasitas terpasang PLTS di Soroso Merak mencapai 324 kWp dan 189 kWp di Anjungan Agung Bakauheni atau totalnya mencapai 513 kWp.

"Daya terpasang ini mencakup sepertiga dari total kebutuhan daya di masing-masing terminal dan masih dapat dikembangkan lagi ke depan," ujarnya.

Pemanfaatan PLTS juga berpotensi memberikan penghematan pemakaian listrik di kedua pelabuhan tersebut hingga 15 persen.

Ke depan, ASDP berencana mengembangkan pemanfaatan PLTS di Labuan Bajo, NTT.

Shelvy juga mengatakan selain PLTS, ASDP juga telah menerapkan anjungan listrik mandiri (ALMA) di pelabuhan sebagai upaya efisiensi penggunaan BBM dan pemanfaatan energi bersih sebagai sumber energi bagi kapal ketika bersandar di pelabuhan.???????

Shelvy menambahkan implementasi prinsip green port juga sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencegahan Pencemaran Lingkungan Maritim.

Sesuai beleid itu, setiap pelabuhan wajib mencegah pencemaran dengan melengkapi fasilitas penampungan seperti minyak kotor, bahan cair beracun, kotoran, sampah, bahan perusak ozon, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), dan sedimen.(chi/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... 97 Perusahaan Berkompetisi di Ajang BUMN Branding and Marketing Award 2022


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler