jpnn.com, JAKARTA - PT ASDP Indonesia Ferry berkolaborasi dengan Jejak.in untuk menghitung jumlah karbon yang dihasilkan dari berbagai kegiatan operasional perusahaan dalam mendukung pengimbangan jumlah karbon.
Jejak.in merupakan perusahaan startup Indonesia yang menyediakan solusi berbasis Artificial Intelligent (AI) dan Internet of Things (IoT), yang hadir untuk membantu pengimbangan karbon (carbon offset).
BACA JUGA: CMO Aplikasi PINTU Bagikan Tips Berinvestasi di Tengah Bayangan Resesi
"ASDP bertekad menjadi salah satu BUMN transportasi yang menjalankan operasional layanan penyeberangan dan pelabuhan dengan kualitas prima dan tetap menerapkan kebijakan ramah lingkungan demi menciptakan kehidupan yang berkelanjutan di masa akan datang, khususnya masa depan rendah karbon," tutur Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin.
Kerja sama dengan Jejak.in untuk mencatat jejak karbon yang dikeluarkan secara operasional, nantinya jumlah karbon yang dihasilkan, akan dikonversi menjadi jumlah pohon yang akan ditanam dengan harapan dapat mengganti karbon yang dihasilkan.
BACA JUGA: Mulai 31 Oktober 2022 Layanan Teman Bus Berbayar, Jadi Sebegini
Hal ini sebagai bentuk tanggung jawab ASDP membantu melestarikan kembali lingkungan untuk menciptakan keberlanjutan bisnis perusahaan di masa depan yang kekinian telah menjadi fokus utama secara global.
Berdasarkan perhitungan Jejak.in, jumlah emisi yang dihasilkan delapan unit kapal ferry di lintasan Merak-Bakauheni pada periode Januari-Agustus 2022 mencapai total 29 juta ton setara CO2.
BACA JUGA: Transformasi BUMN Makin Menguatkan Digital Mortgage Ecosystem BTN
ASDP berkomitmen untuk menekan emisi karbon, salah satunya melalui program penanaman mangrove yang akan dimonitor dengan teknologi MRV (monitoring, reporting, and verification), disertai sensor-sensor untuk membantu pelaporan dan juga memberitahukan dampak dari program.
Sebagai wujud komitmen dalam menekan emisi karbon, ASDP rutin melakukan penanaman pohon mangrove.
Lebih dari 8.000 bibit mangrove telah ditanam di lingkungan 12 kantor cabang ASDP di seluruh Indonesia.
Tentunya, penanaman mangrove ini memiliki banyak manfaat di antaranya membantu keseimbangan ekosistem dan mengurangi emisi karbon di area sekitar pelabuhan.
Dari sisi energi, ASDP menggunakan energi yang ramah lingkungan, melakukan pengelolaan bahan perusak ozon, memakai lampu LED, menerapkan anjungan listrik mandiri (ALMA), membangun PLTS, menggunakan bahan bakar B30, dan menjalankan aplikasi sistem monitoring konsumsi BBM.
"Semua upaya-upaya yang dilakukan ASDP adalah untuk menurunkan emisi karbon, sekaligus bentuk dukungan kami sebagai BUMN agar Indonesia mencapai target karbon netral atau net zero emission pada 2060 atau lebih cepat," seru Shelvy.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada