jpnn.com - jpnn.com - Akun Twitter Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab @syihabrizieq dan DPP FPI @dpp_ffpi terblokir.
Pemblokiran diduga dilakukan ketika FPI menggelar demonstrasi di depan Mabes Polri, Senin (16/1) kemarin.
BACA JUGA: Anggota DPR Temukan 8 Keanehan Kasus FPI Vs GMBI
Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli mengatakan, Polri tidak punya wewenang dalam memblokir akun Twitter.
Dia juga membantah, polisi yang mengajukan pemblokiran dua akun tersebut kepada Twitter.
BACA JUGA: Massa Al-Mumtaz Desak GMBI Dibekukan
"Tidak. Blocking itu adalah bukan domain kepolisian," kata Boy di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (17/1).
Boy menjelaskan, akses penutupan akun Twitter, wewenangnya berada di Kementerian Komunikasi dan Informatika.
BACA JUGA: Forum Masyarakat Dayak Desak FPI Dibubarkan
Mengenai penutupan, Boy berspekulasi bahwa pemblokiran akun Habib Rizieq dan FPI, untuk menekan penyebaran pesan provokatif.
"Misalnya memecah persatuan dan berpotensi menimbulkan konflik sosial, itu pemegang otoritas nya Kemenkominfo. Belum ada proses hukum atas hal itu, tapi dianggap telah membahayakan," tegas Boy.
Dua akun tersebut ditutup pada Senin (16/1) kemarin. Netizen yang mengunjungi dua akun tersebut, sudah tidak bisa melihat riwayat akun Habib Rizieq dan DPP FPI.
Sementara, pernyataan Twitter Indonesia menjelaskan alasan penutupan dua akun tersebut.
"Dalam rangka menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pengguna di Twitter, kami dapat menangguhkan akun yang melanggar Peraturan Twitter. Penangguhan akun terjadi berdasarkan laporan-laporan yang kami terima dari pengguna melalui prosedur pelaporan pelanggaran yang kami miliki. Laporan-laporan yang masuk diproses secara seksama oleh tim kami di San Fransisco dan Dublin. Jika terbukti melanggar Peraturan Twitter, maka sebuah akun dapat ditangguhkan," bunyi cuitan Twitter Indonesia. (Mg4/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Panas! GMBI Dkk Desak Jokowi Segera Bubarkan FPI
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga