TWNC Kembali Lepas Dua Harimau Sumatera ke Alam Liar

Senin, 02 Maret 2015 – 23:32 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengelola Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) akan kembali melepas dua harimau Sumatera ke lokasi konservasi yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan itu. Rencananya, dua harimau bernama Panti dan Petir akan dilepas besok (3/3).

Senior Adviser TWNC, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo, mengatakan bahwa harimau Sumatera merupakan spesies yang saat ini sudah sangat langka. Menurutnya, berbagai organisasi konservasi alam dunia bahkan memasukan spesies yang dalam bahasa Latin bernama Panthera Tigris Sumatrae
itu dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered).

BACA JUGA: Perkara Budi Gunawan Dilimpahkan, Ruki: KPK Kalah

Panti dan Petir merupakan dua harimau Sumatra yang sebelumnya sudah dirawat.  “Besok (3/3) kami melepas Panti dan Petir, ibu dan anak harimau yang sebelumnya kami rawat ke Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBBS), Pulau Sumatera," kata Suryo kepada wartawan, di Jakarta, Senin (2/3).

Rencananya, pelepasan Panti dan Petir akan dilakukan oleh Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Siti Nurbaya, serta Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Pelepasan harimau ke wilayah TWNC juga pernah dilakukan pada 2010.

BACA JUGA: Kasus BG Dilimpah ke Kejaksaan Bentuk Pelemahan KPK

Suryo menambahkan, jumlah harimau Sumatera berkurang secara tak terkendali karena perburuan liar untuk memenuhi pasar ilegal yang berkembang subur. "Pasar ilegal tersebut memperdagangkan bagian-bagian tubuh harimau dengan harga tinggi di pasar gelap untuk obat-obatan tradisional, perhiasan, jimat atau sekedar dekorasi untuk memuaskan sebuah hobi," jelasnya.

Karenanya, TWNC bekerja sebuah organisasi internasional yang peduli pada keselamatan kucing besar, Panthera sejak 1996 telah melaksanakan konservasi harimau Sumatera pada area seluas 450 km2. Hasilnya, tingkat kepadatan harimau di konservasi yang dikelola Artha Graha Peduli itu mencapai enam ekor per 100 km2.

BACA JUGA: Susi Akui Menarik jadi Menterinya Jokowi karena...

“Ini lebih tinggi dari yang diharapkan. Data itu membuktikan densitas (kepadatan, red) berkembang dua kali lebih banyak dibandingkan data yang dahulu," ujarnya.

Sementara itu CEO Panthera yang juga peneliti Harimau, Alan Rabinowitz mengatakan, Tambling tidak hanya menyediakan tempat kehidupan bagi harimau tetapi juga perlindungan. “Tambling merupakan model wilayah konservasi harimau yang memberikan harapan nyata bagi harimau Sumatera, tidak hanya untuk pemulihan populasi, tetapi juga pertumbuhan populasi," imbuhnya.(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Marwan Bicara Tentang Degradasi Mental Generasi Muda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler