Kepala UPT Pasar Ajibarang, Lilik Gunawan SSos mengatakan, menjelang lebaran, kemungkinan peredaran upal akan meningkat karena warga banyak berbelanja untuk keperluan. Dia mengatakan, pelaku pengedar upal akan memanfaatkan momentum saat pengunjung banyak melakukan transaksi jual-beli untuk keperluan menghadapi Idul Fitri.
"Uang palsu yang biasa diedarkan pecahan Rp 50 ribu dan Rp 100 ribu dengan kondisi hampir mirip dengan aslinya. Untuk itu, pedagang harus jeli dan teliti dalam menerima uang dari pembeli,"katanya.
Menurutnya, ketelitian dalam menerima uang harus benar-benar diperhatikan. Dilihat, diraba, dan diterawang atau 3D itu juga perlu digunakan. "Atau kepada para pemilik toko lebih baik mendeteksi uang palsu memakai sinar ultra violet supaya mudah terdeteksi. Jika ditemukan peredaran uang palsu, harap segera lapor kepada pihak kepolisian atau pihak pasar,"ujarnya.
Menurut dia, UPT Pasar Ajibarang terus melakukan himbauan mengenai kewaspadaan pedagang dalam peredaran upal melalui informasi pasar, selebaran maupun door to door kepada pedagang. Selain itu, pihak pasar juga menghimbau pengunjung untuk waspada terhadap copet atau tukang kutil.
Fuad Plastik (35), seorang pedagang plastik di Pasar Ajibarang menuturkan, kebanyakan modus pelaku, menggunakan dua pecahan yang sama dan dilipat menjadi satu. Untuk mengelabuhi pedagang, pelaku menaruh uang palsu di bawah uang asli dan dilipat bersamaan, sehingga tidak terlihat jika uang itu palsu.
"Cara mengelabuhinya, dua uang dilipat yang asli di atas dan yang palsu di bawah, sehingga tidak ketahuan. Biasanya mereka membeli saat dagangan ramai. Otomatis pedagang kadang tidak sempat mengamati karena banyak pembeli,"ujarnya. (gus/din)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Warga Luka, Brimob Pecah Kepala
Redaktur : Tim Redaksi