jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) Ubedilah Badrun merasa heran dengan pujian yang dilayangkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Prabowo diketahui memuji kepempimpinan Jokowi karena efektif menjalankan pemerintahan semasa pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Prabowo Jadi Capres Gerindra, Pengamat: Peluang Menang Kecil
Menurut analis sosial politik UNJ itu, narasi pujian Prabowo dengan fakta empirik sangat jauh berbeda, seperti jauh panggang dari api.
"Mohon maaf, Prabowo sepertinya tidak menggunakan data dalam menilai apa yang sesungguhnya sedang terjadi," kata Ubedilah, Senin (30/8).
BACA JUGA: Minta Air Minum kepada Istri Teman, TN Lantas Buka Celana, Astaga!
Eks aktivis '98 itu kemudian menyinggung fakta dua pekan berturut-turut Indonesia menjadi negara dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia.
Menurut dia, ulama, pendeta, rohaniawan, tenaga kesehatan, para profesor, akademisi, guru, pebisnis, buruh, petani, pedagang, hingga rakyat jelata telah menjadi korban akibat kelalaian kepemimpinan yang gagal mengantisipasi lonjakan kasus pada Juli 2021 lalu.
BACA JUGA: Kepergok Mencuri, Pemuda Ini Panik Sampai Memerkosa Nenek-Nenek, Astaga!
"Kini sudah lebih dari 130 ribu korban kematian dari pandemi Covid-19. Inikah yang disebut efektif oleh Prabowo?" ujar Ubedilah keheranan.
Dia menilai pernyataan Prabowo seperti narasi hampa dan basa basi yang tidak perlu. Narasi Prabowo makin hampa jika menilik indeks demokrasi Indonesia yang skornya tidak baik sepanjang 14 tahun terakhir dengan 5,59.
Di sisi lain, kata dia, indeks hak asasi manusia rapornya masih merah dengan skor 2,9 dari rentang skor 0 sampai 7.
"Pesan saya untuk Pak Prabowo. Hati-hati Pak Prabowo, jika bapak merasa kepemimpinan Jokowi on the right track itu bisa memungkinkan muncul analisis bahwa bapak juga menjadi bagian yang menikmati bancakan APBN di tengah penderitaan rakyat," ujar Ubedilah.
Selain itu, kata alumnus Universitas Indonesia itu, hukuman bagi koruptor bantuan sosial sangat rendah hanya 12 tahun.
Hal itu bertolak belakang dengan undang-undang yang menyebut bahwa korupsi uang bantuan untuk bencana bisa dihukum mati, setidaknya seumur hidup.
"Inikah yang disebut Prabowo bahwa Jokowi memiliki kepemimpinan yang efektif?" tanya Ubedilah.
Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto memuji Presiden Jokowi, karena Indonesia berada di jalan yang tepat dalam menangani pandemi Covid-19.
Prabowo mengatakan hal itu setelah ketua umum parpol koalisi pemerintah bertemu dengan Jokowi di Istana Negara pada Sabtu (28/8).
"Kita sudah berada di jalan yang benar. Jadi, kepemimpinan Pak Jokowi efektif, Pak," kata eks Danjen Kopassus itu dalam keterangan pers yang disiarkan Sekretariat Presiden di YouTube.
Pria yang juga menjabat Menteri Pertahanan (Menhan) itu mengaku kagum dengan kebijakan Jokowi, sehingga Indonesia berada di jalur yang tepat menanggulangi pandemi.
Terlebih lagi, kata dia, kebijakan yang dikeluarkan Jokowi menanggulangi pandemi tetap mengutamakan keselamatan rakyat kecil.
"Saya mengakui itu dan saya hormat sama Bapak, dan saya lihat, saya saksi dalam kabinet, kepemimpinan," tutur Prabowo. (ast/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kecelakaan Maut, JA Terbentur Pembatas Jalan, Banjir Darah!
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Aristo Setiawan