Layanan berbagi kendaraan Uber sedang merencanakan layanan baru, UberAir, berupa 1000 helikopter yang akan digunakan melayani penumpang di Melbourne, Australia, mulai tahun ini.  

 

BACA JUGA: Rp 72 Miliar Untuk Influencer, Cara Indonesia Merespon Virus Corona

Dalam dokumen yang dibaca oleh ABC disebutkan, layanan ini diharapkan sudah siap tahun ini juga, termasuk 83 tempat pendaratan heli di seluruh kota.

Namun dokumen tersebut sejauh ini masih bersifat rahasia dan didapat oleh Petra Stock, seorang peneliti masalah yang mendapatkannya melalui UU Kebebasan Informasi.

BACA JUGA: Kru Diamond Princess Asal Indonesia: Kalau Tak Ada Kepastian, Jangan Kasih Harapan

Uber sebelumnya sudah mengungkapkan adanya rencana ujicoba layanan jasa helikopter di tiga kota yaitu Melbourne, Los Angeles dan Dallas (keduanya di Amerika Serikat).

Menurut dokumen itu, layanan helikopter akan terbang di ketinggian 457 meter dengan kecepatan antara 241-321 km per jam dan menempuh jarak sampai sejauh 96 km.

BACA JUGA: Bu Sitti Bilang Berenang Bisa Bikin Hamil, WNI di Luar Negeri Malu

Menurut Uber, tingkat kebisingan dari helikopter tesebut adalah 67 decibel bagi mereka yang berada di darat, ketika helikopter tersebut mencapai ketinggian 75 meter.

Tingkat kebisingan ini sama dengan suara mesin pengisap debu (vacuum cleaner) atau suara dari jalanan yang sibuk.

Petra Stock mengatakan dia mengkhawatirkan dampak dari skema layanan helikopter Uber tersebut.

Sejauh ini tidak banyak informasi yang tersedia mengenai rencana Uber ini.

"Kita tidak tahu rinciannya seperti apa. Misalnya berapa helikopter yang akan dioperasikan, berapa landasan dan kemana saja heli itu akan terbang," kata Stock kepada ABC.

"Kita tidak tahu dampaknya terhadap privasi. Misalnya bagaimana mereka menggunakan data nomor telepon kita," tambahnya. Seribu helikopter dan 83 landasan Photo: Uber berencana menggunakan helikopter dengan tenaga listrik yang lebih ramah lingkungan. (Uber)

 

Dalam dokumen yang didapat oleh Petra Stock tersebut, terdapat kata-kata "Commercial in confidence. Highly sensitive - do not distribute (Dilarang membaca tanpa ijin, sangat sensitif , jangan disebarkan)."

Disebutkan bahwa kelompok kerja yang terdiri dari pihak berwenang di tingkat negara bagian dan federal bekerjasama dengan Uber untuk "memfasilitasi proses yang ada".

Menurut badan promosi wisata di negara bagian Victoria, helikopter Uber tersebut tidak perlu mengikuti rute tetap, serta "puncak gedung tinggi dan tempat parkir dengan mudah bisa diubah menjadi landasan heli."

Uber sebelumnya menyatakan ujicoba sudah dilakukan di Melbourne, Los Angeles dan Dallas, dan diperlukan sekitar seribu helikopter serta 83 landasan agar bisnis tersebut menguntungkan.

Otoritas Penerbangan Sipil Australia (CASA) yang menerbitkan lisensi bagi pilot dan juga mengawasi keamanan udara mengukuhkan perlunya kerahasiaan untuk saat ini.

ABC sudah berusaha menghubungi Uber untuk mendapatkan komentar Uber menolak memberikan keterangan.

Bila semua disetujui, layanan transportasi helikopter akan dimulai tahun in dengan menggunakan fasilitas yang sudah tersedia di Bandara Tullamarine dan Pusat Kota Melbourne.

Layanan ini kemudian akan mengalami peningkatan bisnis ketika helikopter listrik tersedia, konsep yang sekarang sedang dikembangkan oleh Boeing, Toyota dan Hyundai.

Para pembuatnya mengatakan helikopter listrik ini akan mengeluarkan suara lebih pelan dibandingkan helikopter yang ada sekarang.

Lihat berita selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini

BACA ARTIKEL LAINNYA... Napi Teroris di Sydney Cambuk Sepupunya karena Tak Shalat Subuh

Berita Terkait