jpnn.com, JAKARTA - Kemenpora memberikan perhatian duka cita mendalam atas meninggalnya legenda lifter Indonesia Lisa Rumbewas.
Melalui Deputi Peningkatan Prestasi Olahraga, Kemenpora memberikan bantuan kepada keluarga yang ditinggalkan.
BACA JUGA: Kemenpora Gelar Talkshow Bertema Pemimpin Pemuda Tangguh Bencana
Kepergian Lisa meninggalkan duka mendalam untuk masyarakat olahraga Indonesia.
Menpora mengucapkan turut duka cita mendalam atas meninggalnya legenda lifter Indonesia Lisa Rumbewas.
BACA JUGA: Berkat Inovasi Pengelolaan Sampah, Pemuda Pelopor Ini Raih Penghargaan dari Kemenpora
"Beliau adalah salah satu pahlawan olahraga Indonesia. Saya secara pribadi sebagai Menpora dan mewakili keluarga besar Kemenpora mengucapkan turut duka cita yang mendalam," ucap Menpora Dito.
Lisa Rumbewas tutup usia pada hari Minggu (14/1) sekitar pukul 03.00 WIT di RSUD Jayapura.
BACA JUGA: Kemenpora Gelar Seminar Kepemimpinan Pemuda di Bali
Mendiang disebut punya riwayat penyakit epilepsi yang membuatnya sempat dirawat di rumah sakit karena kambuh pada 6 Januari.
Selama di rumah sakit, Lisa juga sempat mengalami kejang yang cukup parah.
Tim dokter telah memberikan obat anti-kejang dan beberapa obat lainnya. Lisa direncanakan akan dikebumikan, Senin (15/1/2024) besok.
Dalam kariernya, Lisa Rumbewas tiga kali ikut serta Olimpiade dan selalu berhasil menyumbang medali bagi Indonesia lewat keikutsertaan di ketiga momen tersebut.
Lisa Rumbewas menyabet medali perak di Olimpiade Sydney 2000 (kelas 48 kg) dan Olimpiade Athena 2004 (kelas 53 kg).
Pada Olimpiade Beijing 2008, Lisa berhasil meraih medali perunggu di kelas 53 kg.
Selain meraih tiga medali Olimpiade, Lisa Rumbewas juga mengharumkan nama Indonesia di level regional antara lain dengan keberhasilan mengantongi medali emas SEA Games 2009, medali perak di SEA Games 2001, dan medali perunggu di SEA Games 2003.
Medali perunggu juga diraihnya di Asian Games Busan 2002. Pencapaian Lisa Rumbewas di dunia angkat besi dilengkapi dengan raihan medali perak pada Kejuaraan Angkat Besi Dunia 2006.(ray/jpnn)
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean