jpnn.com, JAKARTA - Capres Pilpres 2024 Ganjar Pranowo mengunjungi Kelenteng Cin Te Yen di Jakarta Barat pada Jumat (9/2/2024) malam.
Kontestan bernomor urut 3 di Pilpres 2024 tersebut mendatangi tempat ibadah penganut Konghucu itu untuk mengucapkan selamat Imlek.
BACA JUGA: Sukarelawan Anies dan Ganjar Gandeng Komika dan Aktivis untuk Jaga Demokrasi
Ganjar Pranowo tampak mengenakan cheongsam atau changsan berkelir merah. Warna keemasan tampak melingkar pada bagian pergelangan tangan baju adat pria Tionghoa itu.
Dahulu piyin changshan -artinya baju panjang- menjadi salah satu pakaian resmi kaum pria Tionghoa untuk menghadiri acara resmi.
BACA JUGA: Ganjar-Mahfud Unggul dalam Simulasi Pemilihan Satu Putaran
Baju itu pernah ditetapkan sebagai pakaian wajib pria pada abad ke-17 hingga ke-20 di Tiongkok.
Kehadiran Ganjar langsung menghebohkan warga di sekitar Kelenteng Cin Te Yen. Mereka langsung menunggu di luar begitu tahu Ganjar mengunjungi bangunan yang didominasi warna merah itu.
BACA JUGA: Capres Ganjar Pranowo Bersama Darmadi Durianto Sambut Perayaan Imlek di Empurau Jakarta
Dalam kesempatan itu, Ganjar mengucapkan selamat Imlek menggunakan bahasa Mandarin.
“Xin nian kuai le, gong xi fat chai, wan shi ru yi (selamat tahun baru, semoga lebih banyak berkah dan kemakmuran, segala harapan kita dapat terpenuhi),” ujarnya.
Gubernur Jawa Tengah periode 2013-2018 dan 2018-2023 itu juga menyinggung jasa besar K.H. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bagi perayaan Imlek di tanah air.
Ganjar menyebut Presiden Keempat RI itu membuka ruang inklusivitas yang menyejukkan bagi bangsa dan negara.
“Dari Gus Dur kita belajar nilai-nilai kemanusiaan dapat terwujud,” katanya.
Capres yang berpasangan dengan Prof. Mahfud Md itu menuturkan di makam Gus Dur pun dilengkapi tulisan dalam empat bahasa, yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris, dan Mandarin.
“Suatu penghormatan yang diberikan kepada tokoh bangsa dan saya adalah orang yang belajar betul tentang persatuan,” ucapnya. (jpnn.com)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ganjar Sebut Rakyat Berteriak Soal Kebutuhan Hidup, Bukan Oligarki
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan