jpnn.com - CIBINONG-Warga saat ini diminta untuk waspada terhadap penyakit. Sebab, cuaca di Kabupaten Bogor dan sekitarnya membuat orang banyak berkeringat.
Berdasarkan catatan Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi Dramaga, saat ini suhu di Bogor mencapai 33 derajat celsius. Angka tersebut menandakan jika suhu di Bogor cukup panas dan sudah memasuki musim kemarau.
BACA JUGA: Garap Proyek Monorel Mulai 16 Oktober
Saat musim kemarau, ancaman penyakit berpotensi besar. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, dr Camelia W Sumaryana, yang bisa dirasakan saat musim kemarau adalah menurunnya daya tahan tubuh.
“Saat inilah keringat yang dikeluarkan akan lebih banyak dan menyebabkan dehidrasi,” ujarnya. Menurut dia, dehidrasi terjadi akibat gangguan dalam keseimbangan cairan atau air pada tubuh, di mana cairan yang keluar lebih banyak dari pada pemasukan.
BACA JUGA: 2.618 Hektare Sawah Kering
Dehidrasi tersebut jangan dianggap enteng. Jika seseorang mengabaikannya, tak menutup kemungkinan akan menurunkan tingkat kesadaran.
“Satu-satunya cara yaitu harus banyak minum air putih,” katanya. Selain itu, ia juga menyarankan agar warga mengonsumsi buah-buahan dan sayuran yang mengandung vitamin C. Selain dehidrasi, ancaman lainnya adalah infeksi saluran pernafasan akut (Ispa) dan diare.
BACA JUGA: Koper Cokelat Gegerkan Tanjung Duren
Ispa lebih banyak disebabkan kurang bersihnya lingkungan sekitar, terutama udara. Sementara diare, bisa terjadi akibat air yang digunakan untuk minum terkontaminasi bakteri.
“Hindari pembuangan sampah sembarangan. Sebab, saat cuaca panas membuat kandungan air tanah menurun, sehingga tidak sedikit yang merasa kekurangan air besih dan memakai air sungai yang sebenarnya sudah terkontaminasi,” ucapnya.
Yang terakhir, kata Camelia, warga diminta untuk menjaga kelembaban kulit. Sebab, suhu yang panas membuat kulit kering. Untuk menghindari hal itu, disarankan menggunakan pelembab untuk kulit.
Sebelumnya, Kasi Informasi dan Data pada Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Hendri Antoro, mengatakan bahwa perubahan cuaca terjadi di seluruh Pulau Jawa, mulai Jawa Barat, Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Namun hal itu tidak berlangsung lama, karena diperkirakan curah hujan kembali normal.
“Pengaruh angin bertiup ke barat inilah yang menjadi penyebab hujan turun tak beraturan. Kadang pagi, siang maupun malam hari, dan setelahnya udara menjadi panas,” ujarnya.(rp2/c)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ombudsman Temukan Pungli Pengurusan AMDAL di Jabodetabek
Redaktur : Tim Redaksi