UEA Mengaku Peduli Korban Perang di Ukraina, tetapi Dubai Jadi Suaka Oligarki Rusia

Minggu, 19 Juni 2022 – 23:27 WIB
Kota Dubai, pusat bisnis Uni Emirat Arab dan salah satu destinasi favorit orang-orang terkaya dunia, belakangan ini juga menjadi suaka bagi Oligarki Rusia yang ingin menghindari sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat serta sekutunya. Foto: Giuseppe CACACE / AFP

jpnn.com, DUBAI - Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) baru saja mengumumkan pengiriman bantuan 27 ton berupa makanan dan obat-obatan untuk warga Ukraina korban invasi Rusia.

Negara Teluk itu mengaku bertindak atas dasar kemanusiaan dengan tujuan meringankan beban penderitaan penduduk Ukraina.

BACA JUGA: Mesra dengan Rusia, UEA Tetap Bantu Korban Perang di Ukraina

Anehnya, di sisi lain UEA juga ikut mendukung invasi Rusia. Selain mempertahankan hubungan erat di segala bidang dengan Kremlin, negara itu juga bertindak sebagai pelindung bagi Oligarki Rusia.

BBC melaporkan bahwa Dubai, pusat bisnis UEA, kini telah menjadi surga bagi orang kaya Rusia yang berupaya menghindari dampak sanksi ekonomi yang dijatuhkan Amerika Serikat dan sekutunya.

BACA JUGA: Mahkamah Internasional Kebobolan, Agen Rusia Menyusup Pakai Identitas Palsu

Miliarder dan pengusaha Rusia telah tiba di Uni Emirat Arab (UEA) dalam jumlah yang belum pernah terjadi sebelumnya, kata para pemimpin bisnis kepada BBC.

Pembelian properti di Dubai oleh orang Rusia melonjak 67% dalam tiga bulan pertama tahun 2022, kata sebuah laporan.

BACA JUGA: Serukan Perdamaian, Cak Imin Gandeng Mufti Rusia Gelar Tabligh Akbar

Seperti diketahui, sanksi ekonomi Barat bertujuan menekan kalangan elite Rusia di lingkaran Presiden Vladimir Putin agar mendukung penarikan pasukan.

Artinya, dengan memberi perlindungan kepada para oligark tersebut, UEA telah menggagalkan upaya menghentikan perang.

UEA belum menjatuhkan sanksi terhadap Rusia atau mengkritik invasinya ke Ukraina.

Negara Arab yang baru saja berduka atas wafatnya sang presiden Khalifa bin Zayed Al Nahyan tersebut juga memberikan visa kepada orang Rusia yang tidak terkena sanksi.

Diperkirakan ratusan ribu orang telah meninggalkan Rusia sejak beberapa bulan terakhir.

Seorang ekonom Rusia mengatakan sebanyak 200.000 orang Rusia telah pergi dalam 10 hari pertama setelah perang dimulai.

Virtuzone, yang membantu perusahaan untuk mendirikan operasi di Dubai, telah melihat lonjakan besar klien Rusia.

"Kami menerima lima kali lebih banyak pertanyaan dari Rusia sejak perang dimulai," kata kepala eksekutif George Hojeige.

"Mereka khawatir tentang krisis ekonomi yang akan datang. Itu sebabnya mereka pindah ke sini untuk mengamankan kekayaan mereka," tambahnya. (dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler