jpnn.com, JAKARTA - Universitas Muhammadiyah Prof DR HAMKA (Uhamka) menggelar seminar internasional Indonesia-Malaysia Outlook bertajuk The Role of Indonesia and Malaysia for the Peace of Southeast Asia and the World Civilization.
Seminar itu sekaligus launching buku "Malaysia Jalan Terjal Menuju Bangsa Demokratis" karya Sudarnoto Abdul Hakim.
BACA JUGA: Vino G Bastian Tersanjung Film Buya Hamka Dapat Dukungan PP Muhammadiyah dan UHAMKA
Rektor Uhamka Prof. Gunawan Suryoputro mengungkapkan bahwa pendidikan memiliki peran penting dalam mewujudkan perdamaian di tingkat Asia Tenggara hingga dunia.
Menurut dia, upaya-upaya perdamaian tersebut akan efektif dengan adanya media pendidikan yang dapat diimplementasikan kepada masyarakat sejak dini.
BACA JUGA: Uhamka jadi Kampus Islam Terbaik di Indonesia dan Peringkat 9 Dunia
“Dengan adanya seminar internasional antara Malaysia dan Indonesia ini akan mewujudkan lebih banyak upaya perdamaian untuk bisa dikembangkan,” ujar Prof. Gunawan dalam kegiatan yang digelar di Aula Ahmad Dahlan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Uhamka, Rabu (24/5).
Acara didukung Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM).
BACA JUGA: Prof Irwan Akib Minta Lulusan Uhamka Bisa Mengimplementasikan Karakter Buya Hamka
Gunawan menambahkan perdamaian bisa diwujudkan dengan adanya kesatuan antara ide dan gagasan serta terobosan yang membangun untuk masa depan.
Pendidikan memiliki posisi yang penting untuk mewujudkan hal tersebut. Setiap upaya perdamaian akan lebih berpengaruh melalui media pendidikan yang lebih terstruktur.
Pada kesempatan tersebut, Ketua PP Muhammadiyah Prof Syafiq Mughni memandang saat ini dunia masih menghadapi tantangan seputar perdamaian, mulai dari perebutan kekuasaan, monopoli, ekstremisme, hingga Islamofobia. Jadi, ini menjadi momen yang penting untuk membahas permasalahan tersebut.
Dia melanjutkan Muhammadiyah sebagai organisasi Islam menjadikan Islam sebagai filosofi dan cita-cita masa depan yang dirumuskan ke dalam Islam berkemajuan.
“Tantangan kenegaraan pun menjadi tugas umat Islam untuk memecahkan masalah ini bersama-sama. Umat Islam harus mampu menghadapi pemahaman yang salah tentang agama, serta mengimplementasikan Islam yang Rahmatan Lil ‘Alamin,” tuturnya.
Dia menjelaskan seminar internasional ini merupakan ruang untuk membahas permasalahan-permasalahan dunia saat ini, mulai dari ekstremisme hingga Islamofobia.
Umat Islam memiliki peran penting untuk meluruskan dan mengimplementasikan Islam yang rahmat bagi seluruh alam dengan tidak menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi.
"Hal ini pun menjadi pandangan utama kami pada Muktamar Muhammadiyah ke-48 untuk membangun Islam Berkemajuan,” sambungnya.
Di lain pihak, Assoc Prof Sudarnoto Abdul Hakim menyatakan bahwa melalui seminar internasional Indonesia-Malaysia Outlook ini dapat membangun situasi Asia Tenggara yang kondusif untuk membangun ekonomi dan peradaban yang kokoh. Ia juga mengatakan bahwa keamanan dan perdamaian menjadi penting beriringan dengan stabilitas ekonomi serta politik. Ini sebagai syarat terwujudnya demokrasi.
Indonesia Dan Malaysia ujarnya, harus tampil sebagai negara serta bangsa yang kuat secara ekonomi dan politik.
Selain itu, peran diplomatik dua negara melalui Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sangat penting untuk membangun dunia aman tanpa peperangan, genosida dan menyelesaikan krisis kemanusiaan.
Menurut dia harus dibangun aliansi global di mana Indonesia dan Malaysia bisa secara maksimal memainkan peran strategis.
Dia melihat Anwar Ibrahim adalah tokoh penting dalam sejarah perjalanan politik Malaysia. Sebagai seorang muslim sejati, intelektual, kritis dan terbuka memperkenalkan konsep Malaysia Madani.
"Ide ini sungguh penting dan memiliki spirit sama dengan Islam berkemajuan. Menurut saya, sebagaimana yang saya jelaskan dalam buku saya, bahwa dua gagasan ini sangat dibutuhkan untuk memperkokoh demokrasi di dua negara ini,"kata Sudarnoto.
Namun, ini tidak mudah dan menghadapi tantangan besar. Dia berharap para pembaca dapat mengenal dengan lebih baik negara Malaysia agar dapat menjalin sinergi dengan baik.
Sementara itu, Mohammad Fazril bin Mohd Saleh selaku Secretary General ABIM mengatakan acara ini merupakan momen yang penting untuk dikembangkan lagi di berbagai tempat dan sektor. Ia berharap adanya resolusi dan tindakan dalam melaksanakan proses peningkatan hubungan Indonesia dengan Malaysia.
“Harapan kami akan hadir sebuah resolusi yang dapat membuat hubungan Indonesia dan Malaysia semakin kompleks dalam berbagai lapisan, bukan hanya antarpemerintah, tetapi juga seluruh sektor lainnya saling berhubungan termasuk ABIM untuk masyarakat,” tutur Mohammad Fazril. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Hari Sumpah Pemuda, Uhamka Rilis Lagu Sang Surya Berbahasa Jepang & Buku Haedar Nashir
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Mesyia Muhammad