jpnn.com, JAKARTA - Universitas Insan Cita Indonesia (UICI) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia di Kuala Lumpur menggelar Webinar dengan tema ‘Pendidikan Tinggi Digital, Peluang dan Tantangannya bagi PMI”.
Kegiatan yang diselenggarakan melalui platform Zoom dan channel YouTube UICI Official pada Sabtu (18/9/2021) ini bertujuan untuk memberi akses pendidikan tinggi kepada pekerja migran Indonesia (PMI).
BACA JUGA: Bamsoet: Pendidikan Tinggi Harus Bisa Dinikmati Seluruh Warga Negara
Wakil Kepala Perwakilan KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Sumirat mengatakan pendidikan digital akan memperluas akses pendidikan bagi warga Indonesia di mana pun berada, termasuk bagi pekerja migran di Malaysia.
Dia menyampaikan jumlah PMI di Malaysia saat ini mencapai sekitar dua juta, termasuk para PMI ilegal. Dari jumlah itu, mayoritas PMI belum mengenyam pendidikan tingkat tinggi.
BACA JUGA: Forum Guru Sebut PP 57 Tahun 2021 Bertentangan dengan UU Pendidikan Tinggi
“Dari jumlah ini, mayoritas dari warga kita ini memiliki tingkat pendidikan yang belum tinggi. Menyadari hal ini, seluruh perwakilan Republik Indonesia di Malaysia terus berupaya mengembangkan kapasitas PMI atau WNI yang dikerjasamakan dengan lembaga di Indonesia, termasuk pelatihan kewiraswastaan,” ungkap Agung.
Dia mengatakan kehadiran UICI menjadi tambahan kekuatan potensial untuk dikerjasamakan lebih lanjut dalam meningkatkan kapasitas PMI di Malaysia.
BACA JUGA: Alih Kelola Blok Rokan, Momentum Wujudkan Kemandirian Energi
Sementara itu, Koordinator Presidium Koprs Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Ahmad Riza Patria mengatakan Webinar seperti ini sangat penting.
Selain karena digitalisasi pendidikan adalah tuntutan zaman, kegiatan ini juga menandakan bahwa pendidikan itu adalah hak bagi setiap warga negara Indonesa.
“Terlepas dari apapun profesinya dan di mana pun domisilinya,” kata Riza.
Lebih lanjut, Riza mengatakan pendidikan tinggi menjadi suatu hal yang penting bagi pekerja migran Indonesia.
Hal itu dikarenakan pendidikan menjadi sarana untuk meningkatkan daya saing para pekerja migran Indonesia dalam berkompetisi dengan pekerja asing negara lain.
Menurut Riza, saat ini daya saing tenaga kerja Indonesia masih perlu ditingkatkan dibandingkan negara tetangga seperi Filipna.
Dia berharap sosialiasi pendidikan digital ini mampu untuk terus mengajak para pekerja migran kita tertarik menempuh pendidikan tinggi.
“Kualitas tenaga kerja kita di luar negeri semakin baik, makin tinggi dan mampu menjadi pekerja di sektor yang membutuhkan skils tinggi, demikian masa depannya makin cerah,” imbuh Riza.
Sedangkan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi KAHMI Ravik Karsidi mengatakan UICI hadir untuk memfasilitasi para pembelajar yang ingin melanjutkan pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi tanpa takut terbatas oleh tempat dan waktu, termasuk para pekerja migran Indonesia.
Menurut dia, tidak ada kata terlambat bagi para pekerja migran Indonesia untuk belajar.
“Karena Pak Agung mempunyai wilayah yang cukup luas di berbagai negara bagian atau Kerajaan Malaysia ini, nanti mudah-mudahan diberikan kesempatan kepada para pekerja migran Indonesia untuk mendapatkan kesempatan belajar seluas-luasnya,” kata Ravik.
Webinar tersebut dibuka dengan keynote speaker Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah.
Hadir sebagai narasumber adalah Rektor UICI Prof. Dr. Laode Masihu Kamaludin, M.Sc, M.Eng dan Ketua Komnas HAM tahun 2014-2015 Prof. Hafid Abbas serta moderator Atdikbud KBRI Kuala Lumpur Mokh. Farid Maruf.
Sebelumnya, UICI juga menggelar webinar dengan PMI di Hongkong bekerja sama dengan KJRI Hongkong pada 29 Agustus yang lalu.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich