MAKASSAR -- Pihak Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulawesi Selatan langsung merespons pemberitaan terkait anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) yang hilang di Gunung Ganda Dewata Mamasa. Namun, hanya dua orang dari tiga nama yang diisukan hilang tersebut yang diakui terdaftar sebagai mahasiswa di kampus ini.
Dua nama yang merupakan mahasiswa UIN adalah Farhan (Fakultas Adab dan Humaniora) dan Muhammad Ilham (Fakultas Sains dan Teknologi). Saat ini, kedua nama tersebut masing-masing duduk di semester lima. Sementara, satu nama lainnya yang disebut juga mahasiswa UIN yakni Nur Hidayat dibantah pihak UIN Alauddin.
Kepala Bagian Humas UIN Alauddin Makassar, Herianto mengatakan kegiatan kedua mahasiswa tersebut tergabung dalam rombongan pendaki di Gunung Ganda Dewata tidak seizin pihak universitas. Bahkan dikatakan organisasi Mapala di kampus ini sudah tidak terdaftar lagi sebagai salah satu lembaga kemahasiswaan.
Kendati begitu, dia menyebutkan pihak UIN tidak akan lepas tangan begitu saja. Buktinya, menurut Herianto pihak universitas sudah melakukan rapat dipimpin Pembantu Rektor III, Natsir Siola dengan mengundang pimpinan dua fakultas yang mahasiswanya hilang. Keputusannya, pihak UIN akan melakukan koordinasi lebih dulu dengan pelaksana kegiatan.
Selanjutnya, soal pencarian dua mahasiswa tersebut akan dilakukan dengan membentuk tim. Khususnya untuk terus memantau perkembangan pencarian. Baik pada pemerintah setempat, pihak kepolisian, maupun masyarakat. Beberapa upaya untuk membantu pencarian kata dia, juga sudah dilakukan seperti mengumpulkan informasi awal keberangkatan mahasiswa ini.
"Kami akan berupaya maksimal untuk membantu memastikan kondisi mahasiswa kami. Kepada keluarga kami berharap agar bersabar dan terus berdoa semoga keduanya tetap dalam keadaan sehat sampai benar-benar ditemukan dan kembali berkumpul keluarganya. Pihak UIN jelas prihatin dengan musibah ini," kata Heriyanto seperti dilansir FAJAR (JPNN Group), Kamis (7/2).
Sementara itu, Pembantu Rektor I Bidang Akademik, Prof Dr Ahmad Sewang yang dikonfirmasi juga mengakui sudah mengetahui adanya mahasiswa UIN yang hilang. Hanya saja, soal upaya pihak UIN, dia mengaku belum mengetahui secara pasti. Alasannya, pada saat berita ini diekspose di media, banyak agenda universitas sehingga tidak termonitoring dengan baik.
"Persoalan itu memang masih ditangani tingkat PR III yang membidangi kemahasiswaan. Kemungkinan baru akan dirapatkan untuk tingkat rektorat. Yang jelas sudah ada upaya itu. Kami sibuk sekali hari ini, (kemarin,red) jadi tidak berikan perhatian penuh. Banyak tamu yang datang," ucapnya.
Terkait dengan upaya pencarian lima mahasiswa yang hilang termasuk dua mahasiswa UIN tersebut, informasi yang didapatkan tim dari Basarnas sudah bergerak. Termasuk tim SAR gabungan yakni SAR Unhas, SAR Uiversitas Negeri Makassar (UNM), SAR Mamuju, SAR Mamasa dan SAR Pinrang. SAR gabungan ini terdiri dari 14 orang dan sudah melakukan pencarian.
Kendati sampai saat ini hasilnya masih nihil. "Kami belum mendapat informasi sejauh ini. Tapi sudah dilakukan pencarian. Anggota SAR sudah bergerak dari posko induk di Mamasa. Kami juga berharap segera ada kepastian. Kemungkinan besar hanya salah jalan sehingga sulit keluar. Nanti dikabari lagi hasilnya," ujar Ketua SAR UNM yang akrab disapa Barong malam tadi. (arm-nur)
Dua nama yang merupakan mahasiswa UIN adalah Farhan (Fakultas Adab dan Humaniora) dan Muhammad Ilham (Fakultas Sains dan Teknologi). Saat ini, kedua nama tersebut masing-masing duduk di semester lima. Sementara, satu nama lainnya yang disebut juga mahasiswa UIN yakni Nur Hidayat dibantah pihak UIN Alauddin.
Kepala Bagian Humas UIN Alauddin Makassar, Herianto mengatakan kegiatan kedua mahasiswa tersebut tergabung dalam rombongan pendaki di Gunung Ganda Dewata tidak seizin pihak universitas. Bahkan dikatakan organisasi Mapala di kampus ini sudah tidak terdaftar lagi sebagai salah satu lembaga kemahasiswaan.
Kendati begitu, dia menyebutkan pihak UIN tidak akan lepas tangan begitu saja. Buktinya, menurut Herianto pihak universitas sudah melakukan rapat dipimpin Pembantu Rektor III, Natsir Siola dengan mengundang pimpinan dua fakultas yang mahasiswanya hilang. Keputusannya, pihak UIN akan melakukan koordinasi lebih dulu dengan pelaksana kegiatan.
Selanjutnya, soal pencarian dua mahasiswa tersebut akan dilakukan dengan membentuk tim. Khususnya untuk terus memantau perkembangan pencarian. Baik pada pemerintah setempat, pihak kepolisian, maupun masyarakat. Beberapa upaya untuk membantu pencarian kata dia, juga sudah dilakukan seperti mengumpulkan informasi awal keberangkatan mahasiswa ini.
"Kami akan berupaya maksimal untuk membantu memastikan kondisi mahasiswa kami. Kepada keluarga kami berharap agar bersabar dan terus berdoa semoga keduanya tetap dalam keadaan sehat sampai benar-benar ditemukan dan kembali berkumpul keluarganya. Pihak UIN jelas prihatin dengan musibah ini," kata Heriyanto seperti dilansir FAJAR (JPNN Group), Kamis (7/2).
Sementara itu, Pembantu Rektor I Bidang Akademik, Prof Dr Ahmad Sewang yang dikonfirmasi juga mengakui sudah mengetahui adanya mahasiswa UIN yang hilang. Hanya saja, soal upaya pihak UIN, dia mengaku belum mengetahui secara pasti. Alasannya, pada saat berita ini diekspose di media, banyak agenda universitas sehingga tidak termonitoring dengan baik.
"Persoalan itu memang masih ditangani tingkat PR III yang membidangi kemahasiswaan. Kemungkinan baru akan dirapatkan untuk tingkat rektorat. Yang jelas sudah ada upaya itu. Kami sibuk sekali hari ini, (kemarin,red) jadi tidak berikan perhatian penuh. Banyak tamu yang datang," ucapnya.
Terkait dengan upaya pencarian lima mahasiswa yang hilang termasuk dua mahasiswa UIN tersebut, informasi yang didapatkan tim dari Basarnas sudah bergerak. Termasuk tim SAR gabungan yakni SAR Unhas, SAR Uiversitas Negeri Makassar (UNM), SAR Mamuju, SAR Mamasa dan SAR Pinrang. SAR gabungan ini terdiri dari 14 orang dan sudah melakukan pencarian.
Kendati sampai saat ini hasilnya masih nihil. "Kami belum mendapat informasi sejauh ini. Tapi sudah dilakukan pencarian. Anggota SAR sudah bergerak dari posko induk di Mamasa. Kami juga berharap segera ada kepastian. Kemungkinan besar hanya salah jalan sehingga sulit keluar. Nanti dikabari lagi hasilnya," ujar Ketua SAR UNM yang akrab disapa Barong malam tadi. (arm-nur)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lima Pendaki Hilang di Ganda Dewata
Redaktur : Tim Redaksi