jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan pemerintah menaikkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) terus menuai kritik dari kalangan mahasiswa di Indonesia. Kebijakan yang dikeluarkan Mendikbudristek tersebut dinilai sangat tidak berpihak kepada masyarakat, utamanya menengah ke bawah.
Perwakilan mahasiswa Unpad Virdian Aurelio mengatakan masalah rakyat menjadi bertambah dengan adanya kenaikan UKT tersebut.
BACA JUGA: UKT Mahal di PTN Konvensional, Universitas Terbuka Jadi Solusinya, Dijamin Tak Naik
“Jadi forum hari ini adalah untuk forum untuk lebih besar lagi antara mahasiwa dan masyarakat sipil. Karena gerakan ini bukan hanya khusus mahasiswa, tapi buruh, pendidik, dosen juga boleh. Makanya hari ini enggelnya rezim awarness untuk gerakan sipil untuk aktif lagi untuk mengevaluasi Nadiem dan Joko Widodo,” terangnya dalam diskusi bertajuk "Orang Miskin Dilarang Sekolah" di Jakarta, Kamis (23/5).
Diskusi ini merupakan rangkaian dari peringatan 26 Tahun Reformasi yang diselenggarakan oleh aktivis 98 yang tergabung dalam Front Penyelamat Reformasi Indonesia.
BACA JUGA: Ini Janji Nadiem Makarim Soal Kenaikan UKT yang Tidak Masuk Akal
Sebelumnya, para aktivis beserta pegiat HAM juga melakukan aksi memajang ribuan tengkorak manusia dan nisan para aktivis serta masyarakat yang telah gugur demi melawan orde baru.
Ketua BEM ITB Ahmad Dahlan Jakarta Namsianto Wahid menegaskan bahwa kenaikan UKT merupakan puncak kemarahan mahasiswa terhadap Menteri Nadiem.
BACA JUGA: Nadiem Irit Bicara Setelah Rapat soal UKT di Komisi X DPR
Presiden Joko Widodo dinilai bertanggung jawab secara moral dan etika terhadap lahirnya kebijakan yang menyengsarakan rakyat tersebut.
“Bilamana Mendikbud tidak mencopot, ataupun tidak mengevaluasi kebijakannya maka kita pastikan bukan hanya kita turun aksi, maka kita pastikan bahwasannya kantor Kemendikbud akan kita kuasai, dan akan kita segel untuk pembebasan kemerdekaan pendidikan itu tersebut, ini moment kemarahan kita, ini moment puncak puncaknya kita harus marah,” tegasnya.
Perwakilan mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Yukenriusman Hulu menegaskan jika diskusi ini merupakan konsolidasi awal para mahasiswa Indonesia untuk menentang kebijakan yang menyelenggarakan rakyat, termasuk kebijakan Mendikbudristek Nadiem Makarim tersebut.
“Ya kita akan kompak. Mahasiswa akan satu berjuang bersama untuk ketidakadilan kita. Karena ini momen kemarahan kita, puncak kita harus marah dan kita akan kita luruskan. Mahasiswa harus bertanggung jawab, akan mengawal, dan mengingatan pemerintah khususnya Mendikbud dan Predsiden Jokowi,” imbuhnya. (dil/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif