Ukuran Tahu Terus Mengecil

Jumat, 13 September 2013 – 06:20 WIB

jpnn.com - CIOMAS-Setelah tiga hari melakukan unjuk rasa dengan cara tak berproduksi, akhirnya para perajin tempe dan tahu di Kecamatan Ciomas kembali beraktivitas, kemarin.

Salah satu perajin tempe di RT 01/04, Kampung Sukamulya, Desa Ciomas, Enang (68) mengaku, akan terus bertahan meskipun harga kedelai masih tinggi.

BACA JUGA: Pemerintah Segera Hapus Sistem Kuota Impor Holtikultura

Untuk sementara, kata dia, hasil produksi hanya bisa untuk menutupi biaya kerja. Tak hanya itu, ia terpaksa mengurangi ukuran tahu yang tadinya 10 sentimeter menjadi 8 sentimeter. “Mau gimana lagi, kalau kita tidak produksi para pegawai tak bisa makan. Sekarang, jalani dulu saja,” katanya.

Menurut dia, setiap pekerja membawa maksimal enam papan dalam sehari. Tapi, jika tidak habis dijual akan dikembalikan lagi. Setiap papan dihargai Rp24 ribu di pabrik, tapi jika sudah dipasarkan harganya Rp 28 ribu.

BACA JUGA: Menperin tak Setuju Aturan Pajak Mobil Murah dari Jokowi

Padahal, sebelum kedelai mahal harga tahu untuk satu papan hanya Rp22 ribu. ”Biasanya sering menyetok 1,5 ton kedelai untuk sebulan, tapi kini tak bisa lagi,” katanya.

Ia menambahkan, awalnya setiap bulan bisa mendapatkan untung Rp5 juta tapi kini hanya Rp1,5 juta. Enang sudah menjalankan usaha membuat tahu dan tempe sejak 1963. “Kini punya 5 orang pegawai khusus bagian produksi tahu dan 20 orang pemasaran,” tuturnya. (rp4/c)

BACA JUGA: Mentan Berharap Australia Investasi Peternakan Sapi di Indonesia

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasih Tahu Jokowi, Mobil Murah untuk Rakyat Kecil


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler