jpnn.com - JAKARTA – Belasan ulama dari Afganistan menimba ilmu langsung dari Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin (13/12)
Negara yang baru pulih dari konflik bersenjata itu ingin tahu lebih dekat praktik toleransi umat beragama di Indonesia yang mayoritas muslim.
BACA JUGA: Wasekjen PKB: Gus Dur Pun Akan Kecewa dengan Ahok
Rombongan ulama dari Afganistan itu dipimpin oleh Pengawas dan Anggota Dewan Eksekutif High Peace Council Abdul Hakeem Mujahid.
Turut menemani pula Duta Besar Afganistan untuk Indonesia Roya Rahmani.
BACA JUGA: Hahah! Tangisan Ahok Dianggap Modus
Mereka berbincang dengan JK lebih dari satu jam di kantor Wakil Presiden Jalan Medan Merdeka Utara Jakarta.
Abdul Hakeem Mujahid menuturkan bahwa mereka ingin berdiskusi untuk meningkatkan perdamaian dan rekonsiliasi di Afagnistan.
BACA JUGA: Papa Novanto Bantah Bagi-bagi Uang
Khususnya yang berkaitan dengan pengalaman dari Indonesia yang bisa menjaga kemajemukan.
”Apalagi Indonesia ini begitu berwarna dan dapat hidup berdampingan,” ujar dia.
Dia menuturkan bahwa Afganistan kini sedang bangkit setelah konflik berkepanjangan. Mereka butuh banyak dukungan dari negara-negara lain termasuk Indonesia yang penduduknya mayoritas muslim.
”Kami kemarin untuk saling mendengar, belajar, respek, dan melihat kesamaan satu sama lain,” ungkap dia.
Roya menambahkan Afganistan yang telah keluar dari konflik itu sedang menatap masa depan yang lebih cerah. Mereka pun bergairah untuk meningkatkan bisnis dan ekonomi dengan Indonesia.
”Pada kesempatan ini lebih banyak juga saling mengerti kondisi perdagangan dan ekonomi,” ungkap dia.
Sementara itu, sore kemarin (13/12), JK juga menghadiri Halaqah Ulama ASEAN di Hotel Salak, Bogor. Dihadapan perwakilan dari ulama se-ASEAN itu JK berbicara tentang kondisi umat muslim dunia dan Indonesia.
Menurut dia sekarang agak susah mencari model peradapan Islam yang baik di Timur Tengah yang jadi basis muslim. Lantaran perang yang berkecamuk terus menerus.
”Dikhawatirkan anak-anak kita yang belajar di Timur Tengah juga terpengaruh kekerasan,” ungkap JK.
Dia menuturkan sudah saatnya Indonesia menjadi pusat peradaban Islam baru. Dulu ulama Indonesia belajar di Timur Tengah.
Sudah saatnya Indonesia berbagi pengalaman menjadi muslim yang baik. Untuk itulah kini sedang dibangun Universitas Islam Internasional Indonesia.
”Kita selama ini belajar tapi sekarang waktunya mengajar,” ujar JK yang juga menjabat Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia.
Salah satu peran yang merawat Islam di Indonesia itu adalah pesantren. Dia menuturkan pesantren harus terus mengajarkan Islam yang moderat. Islam yang toleran.
Tapi, pesantren tentu juga harus bisa menyesuaikan zaman dalam pengelolaanya agar semakin berkembang. ”Biar maju lagi,” imbuh dia. (jun)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantah Tudingan Penistaan, Timses Ahok Sebar Video Testimoni Warga Pulau Seribu
Redaktur : Tim Redaksi