Ulama Gagas MUI Tandingan

Selasa, 26 April 2011 – 09:57 WIB

PADANG -- Sejumlah ulama di Sumbar berencana membentuk Majelis Ulama Indonesia (MUI) "tandingan" di Indonesia, diberi nama MUI Putih"Paling cepat pertengahan Mei, MUI Putih akan dideklarasikan

BACA JUGA: Bom Gemparkan Warga GOR Agus Salim

Sumbar juga direncanakan akan menjadi pusat," ujar salah seorang inisiator, Irfianda Abidin kepada wartawan di Padang, kemarin (25/4).

Pembentukan MUI Putih berangkat dari inisiatif 21 orang ulama di Indonesia yang tergabung dalam Serumpun Melayu, dalam sejumlah pertemuannya
Tiga orang di antaranya berasal dari Sumbar Irfianda Abidin, Umar Al Faruq dan Amri Mansyur.

Menurut Irfianda, MUI Putih dibentuk atas kekhawatiran sebagian ulama pada kondisi kebangsaan saat ini yang banyak dirundung masalah, serta sikap MUI yang dinilai tidak tegas menghadapi masalah akidah

BACA JUGA: Gempa, Puluhan Rumah dan Sekolah Runtuh

Seperti menyangkut keberadaan ajaran Ahmadiyah, terorisme, dan permasalahan lainnya


"Kami jalan dengan program sendiri, dan MUI jalan juga dengan programnya yang ada," kata Irfianda didampingi inisiator lainnya, Umar Al Faruq dan Amri Mansyur.
Khusus permasalahan Ahmadiyah, menurutnya, kasus tersebut merupakan suatu rangkaian yang panjang

BACA JUGA: Sultra Diguncang Gempa

Dimasa pemerintahan Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi, 2005 lalu, secara tegas, ajaran itu dilarang, dan memerintahkan langsung menurunkan semua atribut yang berhubungan dengan Ahmadiyah.

Namun dalam perjalanannya, Ahmadiyah masih beroperasi walau beberapa bulan belakangan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno telah mengeluarkan larangan berupa Pergub.  Irfianda menilai, MUI Sumbar telah terkontaminasi dengan kekuasaan pemerintahan di sekitarnya"Sudah hampir sebulan setelah kami bertemu lagi dengan gubernur, kok Ahmadiyah masih beraktivitasApakah gubernur masih bernyali?" tantangnya.

Sebagai negara hukum, lanjut Irfianda, harusnya pemerintah meminta masukan kepada ulama, bukan menjadikan ulama tunduk pada pemerintahMUI saat ini belum bisa diandalkan sepenuhnya menyelesaikan permasalahanSudah puluhan tahun, namun masalah itu masih menjadi bias dan membingungkan, terutama bagi umat Islam.

"Tidak ada visi yang mengakomodir kebingungan ituMaka dari itu kita berencana mendirikan Majelis Ulama yang berpedoman pada aqidah sahihDari hasil teropong kami, keputusan MUI di Sumbar dan Indonesia hanya 50 persen yang sahih," ungkapnya.

Saat ini umat Islam banyak mendapatkan gempuran dari orang Yahudi melalui paham-paham pluralisme, sekularisme dan liberalisme yang mereka sebarkanDalam Fatwa MUI dijelaskan, ketiga paham tersebut haramNamun dalam pelaksanaannya, masih saja belum seperti yang telah difatwakan

Selain mengkritisi hal itu, Irfianda menyatakan telah terjadi kesalahan dalam mekanisme pemilihan ketua MUI SumbarMUI Putih dibentuk karena dinilai telah terjadi kerusakan akidah di tubuh pengurus MUI itu sendiri“Tidak mungkin menegakan tiang agama bila MUI telah rusakSeperti penetapan jadwal puasa misalnya,â€Ã‚ kata dia.

Sebelum dideklarasikan, MUI Putih akan terus melakukan upaya lain terkait kasus AhmadiyahSalah satunya melalui upaya hukumSebelumnya Ahmadiyah telah dilaporkan ke Polda Sumbar

Dihubungi Padang Ekspres (Grup JPNN) secara terpisah, Ketua MUI Sumbar, Samsul Bahri Khatib menegaskan, pembentukan MUI Putih itu tidak perlu"Saya rasa sebaiknya dicukupkan yang adaKalau ada kekurangan diperbaiki bersamaSaling mengisi, bukan membentuk yang baru," ungkapnya.

Pembentukan itu, menurut Samsul dikhawatirkan akan memecah pemahaman masyarakatUmat harus dibina, bukan diributkan dengan kemunculan organisasi baru MUISemestinya, MUI yang ada sekarang ini dibimbing bersama-sama"Sejak dari tingkat nasional kita sudah ada, malah secara internasional kita diakuiHarapan kita umat Islam inilah yang berperan menyelesaikan masalahnya," katanya.

Ditegaskannya, ulama harus bersatu, agar Islam menjadi kuatBila ulama terpecah belah, ditakutkan umat menjadi lemah dan terpecah pulaHal itu tentu akan dimanfaatkan musuh-musuh Islam.

Guru Besar IAIN Imam Bonjol Padang, Asasriwarni menilai, pembentukan organisasi baru sah-sah sajaHanya saja, jangan mempergunakan nama yang sudah ada, apalagi nama MUIDengan memakai nama MUI Putih, seolah memberikan tandingan baru bagi MUI yang sah saat iniIni akan menimbulkan kebingunan di tengah umat Islam

"Jika ada MUI Putih, seolah-olah MUI selama ini hitamTentu persepsi ini yang akan timbul ditengah masyarakatYang ada saat ini saja dibenahiDimana kekurangannya di back up sama-sama," ujar AsasMantan Pembantu Rektor III IAIN Imam Bojol itu menilai,  hal itu terjadi, kemungkinan ada aspirasi dari sebagian ulama yang ingin membentuk MUI Putih itu yang tidak bisa diterima MUI(bis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Saksi Tak Rela Rumah Disita KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler