jpnn.com - Prof KH Ahmad Syarwani Zuhri yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, meninggal dunia Selasa (26/3).
Prof KH Ahmad Syarwani Zuhri meninggal dunia, Selasa (26/3), setelah menjalani rawat inap sejak Kamis (21/3) di Rumah Sakit Pertamina Balikpapan. Kiai Ahmad Syarwani merupakan pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.
BACA JUGA: Berita Duka, Bayi Perempuan Ditemukan Terapung di Kali
Sebelum dirujuk ke rumah sakit itu, pemimpin sekaligus ulama karismatik tersebut sempat dirawat di RS Restu Ibu Balikpapan, Rabu (20/3). Sempat pula dilakukan cuci darah.
Mengembuskan napas terakhirnya di RS Pertamina Balikpapan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan itu kemudian dibawa ke kediamannya, Kompleks Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Jalan Soekarno-Hatta, Kilometer 19 RT 49, Kelurahan Karang Joang, Balikpapan Utara.
BACA JUGA: Berita Duka, Jasad Semri Fay Ditemukan di Pantai Seminyak
Dari pantauan Kaltim Post (Jawa Pos Group), ribuan santri ponpes dan warga sekitar berbondong-bondong memadati ponpes seluas 30 hektare itu.
BACA JUGA: Berita Duka: Dihantam Minibus, Agus Ari Meninggal Dunia
Alunan ayat-ayat suci Alquran mulai terdengar setelah magrib. Jenazah dibawa ke rumah duka, persis di depan Masjid Jamiusshalihin.
Di Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari terdapat sekitar 350 santri putra dan 150-an santri putri. Mereka terlihat saat jenazah datang. Ada yang bertugas menata kendaraan roda dua dan empat.
Ada pula yang menyediakan makanan, minuman, dan mendirikan tenda hingga menggali liang untuk pemakaman jenazah almarhum.
BACA JUGA: Dengar Ucapan Dokter, Mohamad Nasir Langsung Cemas
Bangunan kubah itu berada di samping masjid. Lokasi ini merupakan makam keluarga. Orang terdekat almarhum. Persis di samping galian makam, ada makam kecil.
“Makam anak pertama almarhum, laki-laki. Meninggal saat lahir,” kata Sekretaris Umum Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari, Muhammadun Mawardi.
Mendiang Syarwani meninggalkan seorang istri dan dua anak perempuan. Sebelumnya, Syarwani memang sudah lama sakit. Jenazah dimakamkan Rabu kematin (27/3).
Menurut Muhammadun, almarhum punya wasiat agar ketika meninggal, segera diurus dan secepatnya dimakamkan.
Setelah dikonfirmasi pada keluarga besar termasuk istri dan anak, disepakati dari semula pukul 10.00 Wita, pemakaman dimajukan pukul 08.00 Wita.
“Maunya malam ini. Tapi, pertimbangannya, banyak keluarga, umat, jamaah, dan warga dari luar daerah yang sedang perjalanan menuju ponpes,” sebutnya.
Setelah magrib dan isya, secara bergantian jamaah masuk ke rumah almarhum untuk salat jenazah dan memanjatkan doa. Petugas ponpes membatasi. Secara bergantian. Ruangan berukuran sekitar 5x12 meter.
Jenazah berada di depan. Sejumlah pengunjung menggelar salat kemudian berdoa. Namun tidak bisa berlama-lama, karena banyak jamaah lainnya yang mengantre. Ingin mendoakan mendiang Syarwani sebelum dikuburkan. Hingga Selasa pukul 22.00 Wita, warga terus berdatangan memadati ponpes. “Setiap yang datang kami beri kesempatan salat dan doa,” ujar Muhammadun.
“Kami juga menggelar tahlilan selama tiga hari dan hari ketujuh,” ungkapnya.
Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi bersama Kapolres Balikpapan AKBP Wiwin Firta melayat ke rumah duka. Sebelum azan isya, keduanya pulang. Kepada Kaltim Post, Rizal menyebut secara pribadi dan warga Balikpapan, tentu merasa kehilangan.
“Beliau sangat bersahaja, arif, dan bijaksana. Tentu kami kehilangan tokoh pemersatu dan santun. Selama memimpin MUI Balikpapan, beliau sangat pas,” kata Rizal.
Dirinya kerap pula mendapatkan nasihat. Bahkan sebelum menjadi wali kota, Rizal pernah bertemu meminta restu.
“Saya diberi nasihat agar taat ibadah dan menjadi pemimpin harus bijaksana. Amanah harus dikerjakan dengan baik,” kenangnya.
Hal serupa juga disampaikan Syapii. Pengusaha alat berat asal Samarinda itu telah puluhan tahun mengenal mendiang Syarwani. Hingga putri ketiganya mengenyam pendidikan di Ponpes Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari. “Almarhum sangat baik dan bijaksana,” tambahnya.
Selain dikenal sebagai pendakwah ulung, pria 68 tahun itu merupakan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan periode 2016-2021. Setelah menempuh pendidikan dari tanah kelahirannya di Kalsel, Syarwani juga sempat menimba ilmu agama di Pondok Pesantren Datuk Kalampayan, Kecamatan Bangil, Kabupaten Pasuruan.
Dari informasi yang dihimpun Kaltim Post, pada pertengahan 1987, Syarwani mendirikan Pondok Pesantren Syech Muhammad Arsyad Al-Banjari di Kilometer 19, Balikpapan Utara. Tanah seluas 30 hektare yang dulunya hutan bersalin bangunan ponpes.
Perataan tanah pada 1990 dibantu oleh Den Zipur Kodam VI/Tanjungpura. Pondok pun diresmikan pada 13 Maret 1991 oleh Mayjen Zaini Azhar Maulani yang saat itu menjabat sebagai Pangdam VI/Tanjungpura.
Di area ponpes terdapat masjid, gedung administrasi, penginapan santri, dan perumahan para ustaz atau pengasuh ponpes. Di samping itu juga perpustakaan, puskesmas, kantin, dan lapangan olahraga.
Untuk membantu biaya operasional pondok, pada 1998 silam dibangun sebuah pabrik roti yang bernama Raf-Raf. Di samping itu, terdapat usaha agrobisnis ternak sapi dan perkebunan merica. Keuntungan bisnis itu untuk membiayai operasional ponpes. (aim/lil/rom/k15)
Prof KH Ahmad Syarwani Zuhri
Tempat Tanggal Lahir : Desa Sungai Gampa, Kecamatan Rantau Badauh, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan, 8 Agustus 1950
Pendidikan
• Ibtidaiyah (SD) di Madrasah Sulam ‘Ulum di Desa Sungai Gampa
• Tsanawiyah (SMP) di Madrasah Sulam ‘Ulum di Desa Sungai Gampa (1959-1961).
• Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Darussalam Martapura (1962- 1970)
• Pondok Pesantren Datuk Kalampayan (1970-1973).
• Menimba ilmu keagamaan di berbagai negara selama 12 tahun. Seperti Arab Saudi, Suriah, Irak, Mesir, Maroko, Yaman, dan Sudan.
Organisasi
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Balikpapan periode 2016-2021
BACA ARTIKEL LAINNYA... Berita Duka, Hujan Lebat Makan Korban, Bocah 11 Tahun Meninggal Dunia
Redaktur & Reporter : Soetomo