jpnn.com, JEDDAH - Ulama kawakan Arab Saudi, Ahmed Al Amari meninggal di penjara. Tudingan pun bermunculan bahwa cendikiawan 69 tahun itu mengalami penyiksaan selama menjalani masa penahanan.
Al Amari adalah ulama yang kerap berkutbah di Masjid Nabawi, Madinah. Dia juga mantan dekan studi Alquran di Universitas Islam Madinah.
BACA JUGA: Taklukkan Arab Saudi, Jepang Jumpa Vietnam di Perempat Final Piala Asia 2019
Dia ditangkap aparat Saudi pada Agustus tahun lalu. Bersamaan, sejumlah ulama yang dianggap tidak pro kepada Putra Mahkota Muhammad bin Salman (MBS) juga dibekuk.
BACA JUGA: Kecam Program Pangeran Mohammed, Ulama Saudi Dibekuk Aparat
BACA JUGA: Dapat Suaka dari Kanada, Rahaf Buang Nama Keluarganya
Dilansir dari Al Jazeera pada Senin (21/1), para aktivis Saudi mencurigai Al Amari meninggal karena kondisi penjara yang buruk dan kemungkinan disiksa.
Direktur ALQST yang berbasis di London, Yahya Assiri mengatakan, Al Amari sebelumnya ditahan di sel isolasi. Namun, pada 2 Januari dia dipindahkan dari Penjara Dhahban ke King Abdullah Medical Complex di Jeddah setelah mengalami pendarahan otak.
BACA JUGA: Perundingan Gagal, Saudi Bombardir Yaman Semalaman
"Saya percaya ini adalah kasus pembunuhan di penjara daripada kelalaian medis," kata Assiri kepada MEE.
Arab Saudi melarang protes publik dan partai politik. Mereka membungkam kebebasan perbedaan pendapat. Puluhan pemimpin agama, intelektual dan aktivis hak-hak perempuan ditangkap selama dua tahun terakhir. Di antara mereka yang ditangkap adalah pengkutbah Awad Al Qarni, Farhan Al Malki, dan Mostafa Hassan.
Sebagian besar yang ditangkap bukanlah ulama moderat atau pendukung demokrasi. Mereka pada dasarnya juga tidak kritis kepada pemerintah. Namun, sikap lunak MBS kepada Israel membuat para ulama Saudi itu memilih jadi oposisi. (jpc)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Samar Badawi Disiksa di Penjara Saudi
Redaktur & Reporter : Adil