TANGGAL 21 Juni merupakan hari lahirnya Bupati Tegal Enthus Susmono. Di hari istimewanya itu, Enthus akan menggelar acara ruwatan di halaman rumah dinasnya pada Sabtu malam (20/6).
-------------
LAPORAN: YERRY NOVEL
-------------
Acara ruwatan itu, akan dipimpin oleh KH Mahfur Kholik dari Grobog Kulon, dan Ki Manteb Darsono sebagai pengisi ruwat budaya.
Jumlah peserta ruwatan tidak dibatasi. Hanya saja, peserta harus memenuhi syarat yang sudah ditentukan. Adapun, syarat itu antara lain, beragama Islam, mengenakan busana muslim berwarna putih, membawa kain kafan 2 meter, dan merupakan bocah ”Sukerta”.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Pengiriman Batu Akik ke Luar Negeri Meningkat
Menurut kepercayaan orang Jawa, Bocah Sukerta itu berarti seorang anak atau bocah bisa selamat dan hidup harus diruwat dengan slametan, sesaji, dan mengadakan pentas wayang kulit dengan lakon ”Murwa kala”.
Jika sudah diruwat, bocah ”sukerta” itu tidak akan menjadi mangsa Bathara Kala, sehingga bisa selamat hidupnya.
BACA JUGA: Rencananya Habis Pesta Miras Mau Sambung Pesta Seks, Tak Jadi Lantaran Digerebek Polisi
Boleh percaya, boleh tidak. Itu merupakan kepercayaan sebagian orang Jawa. Adapun, nama-nama bocah ”sukerta” antara lain, bocah ”ontang-anting” adalah anak laki-laki satu-satunya atau anak tunggal tidak punya saudara.
Bocah ”unting-unting” adalah anak perempuan satu-satunya, bocah ”uger-uger lawang” adalah anak dua bersaudara lelaki semua, bocah ”kembang sepasang” adalah anak dua bersaudara perempuan semua. Sedang bocah ”cukul dhulit” adalah anak tiga bersaudara perempuan semua, bocah ”gotong mayit” adalah anak tiga bersaudara laki-laki semua, dan bocah ”saka panggung” adalah anak empat bersaudara laki-laki semua.
BACA JUGA: Nafsu Membara Hilangkan Akal Sehat, Sepasang Kekasih Nekat "Kuda-Kudaan" di Halaman Sekolah
Selain itu, ada pula bocah ”sarimpi” adalah anak empat bersaudara perempuan semua, bocah ”pandhawa” adalah anak lima bersaudara laki-laki semua, dan bocah ”pancagati” adalah anak lima bersaudara perempuan semua.
Kemudian bocah ”kedhana-kedhini” adalah anak dua bersaudara laki-laki dan perempuan, bocah ”sendhang kapit pancuran” adalah anak tiga bersaudara, tapi dua laki-laki satu perempuan. Anak perempuannya di tengah. Sedangkan ”pancuran kapit sendhang” adalah anak tiga bersaudara, dua perempuan satu laki-laki. Anak laki-lakinya di tengah.
Bocah ”dhampit” adalah anak kembar laki-laki dan perempuan. Bocah ”gondhang kasih” adalah anak kembar beda warna kulit; bocah ”ipil-ipil” adalah anak lima, satu perempuan empat laki-laki; bocah ”podangan” adalah anak lima, satu laki-laki empat perempuan; bocah ”julung caplok” adalah anak lahir bersamaan dengan terbenamnya matahari; bocah ”julung kembang”, anak lahir bersamaan dengan terbitnya matahari; dan bocah ”julung sungsang” adalah anak lahir di tengah hari.
”Ruwatan ini untuk memperingati hari ulang tahun saya yang ke-49,” kata Enthus kemarin.
Hari Ulang Tahun orang nomor satu di Kabupaten Tegal ini ternyata bersamaan dengan Hari Ulang Tahun Presiden Jokowi. Karen aitulah, ruwatan kali ini sekaligus mendoakan Presiden Jokowi meski tidak hadir dalam acara tersebut.
Enthus mengungkapkan, di hari ulang tahunnya itu, pihaknya tidak mengharapkan sumbangan atau karangan bunga dari siapapun. Dia hanya meminta, di bulan Ramadan ini supaya diperbanyak untuk bersedekah terhadap fakir miskin dan orang tidak mampu.
”Daripada menyumbang saya, alangkah baiknya jika sumbangan itu diserahkan kepada warga tidak mampu dan anak-anak yatim piatu,” ujarnya. (*/fta)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Rp 21,9 Miliar untuk Bayar Gaji ke-13 PNS
Redaktur : Tim Redaksi