Ular Piton dan Selusin Telurnya Terpanggang dalam Kebakaran Hutan di Riau

Senin, 02 Maret 2020 – 22:46 WIB
Petugas BPBD Pekanbaru mengangkat bangkai ular piton sepanjang empat meter yang mati terpanggang akibat kebakaran lahan gambut di Kecamatan Payung Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (2/3/2020). Foto: ANTARA/HO-Babinkamtibmas

jpnn.com, PEKANBARU - Seekor ular piton ditemukan mati terpanggang bersama 12 telurnya akibat terpanggang dalam kebakaran lahan gambut di Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru pada Senin siang.

Bangkai ular tersebut pertama kali ditemukan oleh petugas pemadam kebakaran gabungan yang berusaha memadamkan kebakaran lahan di lokasi itu.

BACA JUGA: Berita Duka, Deni Astuti Meninggal Dunia secara Tragis, Diduga Dibunuh Suaminya

Tim gabungan yang berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terdiri dari unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pekanbaru, TNI dan Polri. Tim pemadam kesulitan memadamkan kebakaran lahan gambut karena sumber air jauh dari lokasi titik api.

Komandan Regu BPBD Pekanbaru, F. Zabua, menyatakan luas lahan terbakar diperkirakan mencapai setengah hektare. Belum dipastikan penyebab kebakaran lahan, namun ia mengatakan di sekitar lokasi terdapat gubuk-gubuk liar yang dibangun warga.

BACA JUGA: Banyak Donasi Terserap Untuk Kebakaran Hutan, Badan Amal Mengeluh Tak Kebagian

Panjang ular piton tersebut diperkirakan mencapai empat meter. Posisi ular ditemukan sudah mati dengan kondisi melingkar untuk melindungi telur-telurnya.

Ada 12 telur yang ditemukan di bawah bangkai ular itu. Petugas memindahkan bangkai ular tersebut ke tepi jalan.

BACA JUGA: Lina Akhirnya Ungkap Alasan Potong Organ Vital Suaminya, Oh Ternyata

Ular piton atau sanca termasuk reptil yang dilindungi sebagaimana tertuang dalam Lampiran Peraturan pemerintah (PP) No. 7 tahun 1999.

Sementara itu, prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru Yudhistira, menyatakan hasil pantauan satelit pada Senin petang menunjukkan ada 65 titik panas di Riau yang jadi indikasi awal karhutla.

Titik panas paling banyak di Kabupaten Pelalawan dengan 22 titik, kemudian di Bengkalis (10 titik), Indragiri Hilir (8), Siak (7), Kepulauan Meranti (6), Dumai (5), Rokan Hilir (4), Indragiri Hulu (2), dan Kampar (1).(antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler