Banyaknya sumbangan warga Australia yang disalurkan untuk korban kebakaran hutan telah menyebabkan sumbangan ke badan amal lain berkurang drastis.  

 

BACA JUGA: Denda Menyetir Sambil Main HP di Australia Barat Naik Jadi Rp 10 Juta

Sebuah badan amal bernama Little Heroes Foundation yang berbasis di Adelaide sehari-hari mengumpulkan dana untuk memnbantu anak-anak yang mengalami sakit parah di rumah sakit.

Mereka mengatakan sekarang ini terancam menghentikan kegiatan setelah 24 tahun beroperasi karena minimnya sumbangan yang masuk.

BACA JUGA: Takut Virus Terorisme Menyebar, Indonesia Resmi Larang Kepulangan Kombatan ISIS

Kepala pengelola Little Heroes, Chris McDermott, mengaku lembaganya bisa bertahan, namun dia tidak yakin untuk berapa lama.

"Saya rasanya berada di titik paling pesimistis. Banyak keluarga menghadapi penyakit serius entah itu kanker atau yang lain, dan mereka memerlukan bantuan," kata McDermott.

BACA JUGA: Kebakaran Hutan dan Virus Corona Ancam Industri Pariwisata Australia

Dia mengatakan sejak bulan Desember, donasi dan kontribusi dari publik hampir terhenti sama sekali.

"Perhatian publik Australia terhadap kebakaran hutan merupakan hal paling mengesankan yang pernah saya saksikan," katanya.

"Namun di sisi lain, hal ini mempengaruhi badan amal lain. Kami tidak didanai pemerintah sehingga hal ini sangat berpengaruh."

"Kami sepenuhnya berharap dari donasi maupun kegiatan, dan sekarang ini hampir tidak ada sama sekali." Photo: Kepala Little Heroes Foundation Chris McDermott mengatakan badannya tergantung sepenuhnya dari donasi warga. (ABC News: Brittany Evins)

 

"Semua badan amal saat ini mengalami kesulitan mendapatkan sumbangan. Ini masa paling sulit dalam keberadaan kami selama 24 tahun terakhir."

Menurut laporan Tren Masyarakat Australia yang diterbitkan tahun lalu, 5 dari 6 warga memberikan sumbangan kepada badan amal, dan 20 persen di antaranya menyumbang sebulan sekali.

Menurut laporan tersebut, sumbangan dana yang diterima keseluruhan adalah $AUD 142.8 miliar (sekitar Rp 14 T) tahun lalu. Photo: Perhatian dunia terhadap kebakaran semak membuat sumbangan ke badan amal lain di Australia berkurang banyak dalam beberapa bulan terakhir. (Facebook: Eden Hills CFS)

  Sangat diperlukan oleh warga yang sakit

Seorang warga bernama Jeanne Moloney-Nicholls (58 tahun) didiagnosa menderita kanker payudara stadium lanjut di tahun 2017. Dia merupakan penerima bantuan dari badan amal.

"Kedua payudara saya diangkat, juga ada 11 benjolan dan syaraf di sekitar payudara dibersihkan. Saya menjalani kemoterapi selama 6 bulan dimana seluruh rambut saya hilang," katanya.

"Saya menjalani 25 sesi radiasi, hampir seluruh tubuh saya terbakar, masa-masa yang paling mengerikan,' katanya.

Setelah pengobatannya selesai, Moloney-Nicholls pindah ke Adelaide dan mengunjungi Cancer Care Centre. Photo: Jeanne Moloney-Nicholls pasien kanker di Adelaide banyak mendapat bantuan dari badan amal. (ABC News: Brittany Evins)

 

Badan amal yang didanai dari donasi publik dan sistem keanggotaan memberikan bantuan kepada pasien kanker dengan berbagai layanan cuma-cuma.

Moloney-Nicholls mengatakan layanan itu sangat bermanfaat bagi mereka yang menderita kanker.

"Ada banyak dampak samping yang terus berlanjut pada pasien kanker tanpa disadari orang lain," katanya.

"Mereka mengira setelah operasi sudah selesai. Padahal kita harus kembali normal, namun normal yang baru ini berbeda dengan normal sebelumnya."

"Lembaga seperti Cancer Care Centre sulit untuk bertahan kalau tidak ada sumbangan dan kebaikan hati para donor."

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiga Perempuan Indonesia Menguak Dominasi Pria Dalam Bidang Sains

Berita Terkait