jpnn.com, BEIJING - Pemerintah China rupanya menilai umat Katolik di negara itu masih kurang komunis. Karena itu, mereka diminta mendekatkan diri kepada Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa di negara dengan penduduk terbanyak di dunia tersebut.
Komunitas Katolik harus bisa bersatu bersama para tokoh dan umat Katolik agar mampu memberikan kontribusi dalam mencapai program pembaruan China, ujar anggota Komite Tetap Biro Politik Partai Komunis China (CPC) Wang Yang dikutip media resmi setempat, Minggu.
BACA JUGA: Tidak Ada Ampun! Eks Pentolan Partai Komunis China Dihukum Mati, Hartanya Dirampas
Sebelumnya Wang bertemu jajaran pengurus Perhimpunan Patriotik Katolik China (CCPA) dan Konferensi Keuskupan Gereja Katolik China.
Ia juga menyerukan komunitas Katolik mengimplementasikan secara penuh kebijakan dasar keagamaan yang telah ditetapkan oleh PKC.
BACA JUGA: Keran Aspirasi Dibuka, Kongres Partai Komunis China Bakal Bahas Usul Warganet
Wang juga meminta para pengurus CCPA dan Konferensi Keuskupan setempat untuk mendukung kepemimpinan PKC dan membantu mengadaptasikan aktivitas keagamaannya dengan masyarakat sosialis.
Mereka juga harus konsisten mematuhi prinsip-prinsip independensi dan kemandirian dengan menolak berbagai bentuk infiltrasi asing, demikian Wang yang juga Ketua Komite Nasional Majelis Permusyawaratan Politik Rakyat China (CPPCC) itu.
BACA JUGA: Kabar Gembira, Negara Komunis Ini Beri Fasilitas Bebas Visa untuk Indonesia
Umat Katolik juga diminta turut menjaga kedaulatan, keamanan, dan kepentingan rakyat China.
Dia juga menyerukan berbagai upaya untuk menjamin kepemimpinan Gereja Katolik tetap kuat di tangan mereka sendiri dengan tetap mencintai negara dan agama.
Organisasi keagamaan di China harus mendapatkan persetujuan dari otoritas setempat di bawah rezim Komunis.
Otoritas setempat tidak ingin organisasi keagamaan di China memiliki aliansi dengan asing, termasuk komunitas Katolik yang beraliansi dengan Vatikan.
Oleh karena itu struktur organisasi Katolik di China diberi label Patriotik, seperti CCPA itu. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif