Umat Katolik dan Muslim Kompak Bikin Kantin Ramadan

Cukup Bayar Rp 2 Ribu, Makan-Minum Sepuasnya

Rabu, 17 Juli 2013 – 05:50 WIB
JEMBER - Warga nonmuslim di Jember, Jawa Timur menunjukkan sikap toleransi yang tinggi selama Ramadan. Mereka membuka kantin khusus bagi warga muslim yang menunaikan ibadah puasa.

Contohnya di Rumah Sakit (RS) Panti Siwi, Jalan Kartini, Jember, setiap Senin-Kamis sore. Di sebelah selatan lahan parkir RS Katolik itu, terlihat sejumlah ibu-ibu yang tergabung dalam organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Jember. Mereka tampak terlihat sibuk mempersiapkan sajian makanan dan ratusan gelas yang berisi teh hangat.

Di atap lahan yang biasanya digunakan parkir motor pengunjung RS itu, terpasang spanduk berukuran enam meter bertulisan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa. Tentunya, ucapan tersebut mereka tujukan kepada umat muslim yang sedang berpuasa.

Ratusan bungkus makanan sudah tertata rapi di atas meja yang mereka siapkan. Maya Puspita, ketua WKRI Kabupaten Jember, menuturkan bahwa organisasi yang dipimpin itu setiap tahun pasti menyelenggarakan kegiatan yang mereka namai Kantin Ramadan tersebut. ""Kali ini, kegiatan tahunan itu sudah berjalan ke delapan,"" jelasnya.

Acara tersebut sengaja mereka adakan untuk menghormati umat muslim yang menjalankan ibadah puasa pada Ramadan 1434 Hijriah ini. Selain penghormatan, toleransi hidup beragama pun begitu kental terlihat dalam kegiatan sore tersebut.

Bahkan, Maya dan wanita Katolik yang lain berharap kegiatan itu mampu meringankan beban kaum duafa dalam memenuhi gizi di setiap menu berbuka puasa.

Meski demikian, di Kantin Ramadan tersebut, setiap pengunjung harus tetap membayar. ""Kami tetap menjual makanan dan minuman. Tapi, harganya cuma Rp 2 ribu. Mereka bisa makan dan minum sepuasnya dengan menu yang terjamin kandungan gizinya,"" ujar Maya.

Bagi Maya, keharusan membayar Rp 2 ribu untuk setiap pengunjung itu ditentukan agar yang mereka amalkan masih mengandung semangat berusaha bagi setiap penerima. Artinya, dalam upaya meringankan beban seseorang, mereka harus tetap mendidik dengan membuang jauh-jauh sikap manja dan tidak mau berusaha.

Setiap kali mengadakan kegiatan tersebut, mereka membutuhkan anggaran lebih dari Rp 1 juta. Namun karena niat saling berbagi kasih yang begitu besar, Maya menuturkan bahwa pihaknya selalu dipermudah dalam mendapat donasi.

""Ketika ada niat baik yang hendak kita kerjakan, Tuhan pasti selalu memberikan kemudahan. Setiap hari ada saja donatur yang menyumbang dana maupun langsung berupa makanan siap saji,"" kata wanita berkacamata tersebut.

Eli, salah seorang juru masak, menuturkan bahwa dia dan beberapa teman yang lain mendapat jatah memasak pada sore kemarin. Kata dia, tugas tersebut terus dilakukan secara bergantian. Hal itu dilakukan setiap hari agar menu yang mereka sajikan selalu berbeda. ""Biar para pengunjung tidak bosan, menunya selalu kami ubah setiap hari,"" ujarnya.

Sekitar 10 menit kemudian, bedug azan magrib mulai terdengar. Suasana kerukunan beragama terlihat begitu kental. Mahfud, salah seorang warga Puger yang kebetulan ikut berbuka puasa pada sore itu, mengaku takjub melihat sikap toleransi dan saling menghormati yang begitu terpancar di kantin tersebut. (*/hdi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Intensitas Tinggi Terjadi Sampai Agustus

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler