Seorang perempuan yang didakwa melukai sang putri dengan menyuntikkan urine ternyata  seorang ‘blogger’ atau penulis blog produktif, yang menulis kehidupan keluarganya secara rinci, terutama kesehatan anaknya yang memburuk, yang diduga sebagai hasil ulahnya.

Anak itu lahir dengan penyakit genetik yang sering membuat mereka berhubungan dengan berbagai rumah sakit dan spesialis.

BACA JUGA: Virus Ebola Ternyata Mampu Bertahan Hidup didalam Sperma Penyintas Pria

"Saya ingin dia [dokter] merawatnya. Lakukan sesuatu. Apapun. Ia kesakitan dan saya bisa melihat betapa ia menjadi tidak sehat," tulis perempuan, yang tak bisa disebutkan namanya untuk alasan hukum, itu dalam blog-nya, yang kini telah dihapus.


Polisi akan menuntut sang ibu karena melukai sang anak dengan menyuntikkan urine.

BACA JUGA: Intelijen Australia Lebih Sering Akses Data Pengguna Internet Ketimbang Inggris

Melalui advokasi dan profil ibunya, sang anak menjadi gadis poster untuk berbagai kegiatan amal, yang memberi sang putri kesempatan untuk menari di Sydney Opera House.

"Karena ia adalah anak berpenampilan manis yang tampak dimanfaatkan untuk publisitas, ia sempat muncul di spanduk besar di bandara," ujar teman terdakwa, yang meminta untuk dipanggil Karen.

BACA JUGA: Akibat Penipuan Online, Warga Australia Dirugikan Rp 7 Miliar Setahun Terakhir

Karen mengatakan, "Reaksi pertama saya ketika mendengar bahwa polisi terlibat dalam kasus teman saya, saya merasa ngeri, saya tak percaya sama sekali.”

"Ia adalah orang terakhir yang saya pikirkan untuk pernah berbuat sesuatu terhadap anak-anaknya," akunya.

Awal tahun ini, setelah sejumlah rawat inap, dokter senior di dua rumah sakit menjadi prihatin.

Para penyidik menyatakan bahwa dalam waktu 24 jam sekitar 11 Maret, campuran ragi dan jamur tumbuh di salah satu tabung yang menempel di saluran vena gadis tersebut, yang mengindikasikan kontaminasi urine.

Staf medis belum pernah menyaksikan kejadian ini sebelumnya.

Polisi akan menuntut sang ibu dengan sampel tinja putrinya dan bahwa ruam parah yang diderita putrinya dan serta pengelupasan kulit yang dialaminya konsisten dengan penyalahgunaan laksatif.

Polisi diduga menemukan jarum suntik, sampel urine dan obat pencahar dalam tas wanita dan peneliti percaya bahwa mereka memiliki bukti medis yang merujuk kembali ke tahun 2008.

Penyakit yang kontroversial dan tak bisa dipahami

Ini adalah kasus yang dianggap kontroversial dan sering disalahpahami sebagai Sindrom ‘Munchausen by Proxy’ atau MSBP.

Dr Helen Hayward-Brown telah mempelajari sejumlah kasus di mana para perempuan telah dituduh melukai anak-anak mereka, di bawah label MSBP.

"MSBP adalah label yang diberikan kepada seorang ibu ketika ia sengaja melukai anaknya sendiri untuk mendapatkan perhatian," jelasnya.

"Ibu dipandang terlalu protektif atas anaknya, ingin pergi ke dokter berbeda, terlalu tertarik pada hal-hal medis. Dulunya adalah MSBP tetapi karena namanya dinilai buruk, akhirnya diubah menjadi ‘Factitious Disorder Imposed Upon Another’," sambung Helen.

Ia mengatakan, tuduhan itu bisa menjadi kelalaian ketika spesialis tak punya penjelasan lain untuk penyakit anak.

"Saya telah terlibat dalam lebih dari 100 kasus MSBP di Australia di mana sang ibu telah dituduh, dan saya percaya mereka tak bersalah," ujar Dr Helen.

Tapi kejadiannya tak selalu begitu.

Pada Juni tahun lalu, seorang ibu di Gold Coast dipenjarakan selama enam tahun, setelah meracuni anak perempuannya dengan obat kemoterapi untuk mendapatkan perhatian.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Banyak Perempuan Muda di Queensland Jadi Korban KDRT

Berita Terkait