Rektor UMI, Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA, mengatakan, mahasiswa jenjang S1 yang diwisuda tersebut berasal dari 11 fakultas berbeda. UMI, kata dia, menyiapkan beasiswa 50 persen pembayaran Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) bagi mahasiswa berprestasi dalam wisuda tersebut.
"Khusus bagi anak-anakku yang masuk kategori wisudawan berprestasi, jika ingin melanjutkan pendidikan pada jenjang S2 program pascasarjana UMI, insya Allah akan diberikan beasiswa sebanyak 50 persen SPP," ujar Masrurah di Auditorium Aljibra Kampus II UMI, Sabtu, 22 Desember.
Selain beasiswa kepada para alumni yang berprestasi, UMI juga menyiapkan beasiswa kepada para alumni SMU sederajat. Namun syaratnya harus berprestasi di sekolahnya dan termasuk kategori tidak mampu.
"Calon mahasiswa baru yang masuk kategori keluarga kurang mampu tetapi berprestasi di SMU atau sederajat, khususnya dari desa binaan UMI, juga akan disiapkan beasiswa," tandas guru besar bidang Bahasa Indonesia tersebut.
Masrurah menjelaskan, selain 13 fakultas jenjang S1, UMI juga membina program pascasarjana, masing-masing S2 dan S3. Untuk S2, jurusannya meliputi Pengkajian Islam, Manajemen, Akuntansi, Ilmu Hukum, Manajemen Pesisir, Ilmu Ekonomi, Teknik Kimia, Agriteknologi, Teknik, dan Manajemen dan Ilmu Hukum. Sementara S3, jurusunnya yakni Ilmu Manajemen dan Ilmu Hukum.
Sementara jenjang S1 sendiri, fakultasnya meliputi Fakultas Agama Islam, Ekonomi, Farmasi, Hukum, Teknik Industri, Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, Perikanan dan Pertanian, Sastra, Teknik, Ilmu Komputer. Selain itu, Program diploma juga ada dua jurusan, yakni Akademi Bahasa Asing dan Kebidanan.
UMI, lanjut Masrurah, merupakan satu-satunya perguruan tinggi swasta (PTS) yang memeroleh status akreditasi institusi. Dengan demikian, UMI juga diberi kewenangan untuk melakukan sertifikasi dosen. Untuk wisuda kali ini, mahasiswa S1 terdiri atas 1.046 orang, S2 sebanyak 324 orang, dan S3 sebanyak 23 orang. Jumlah keseluruhan alumni UMI saat ini sudah mencapai 69.484 orang.
"Tahun ini, UMI kembali mendapat kepercayaan dari pemerintah untuk membuka program studi baru, yaitu Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Kedokteran Gigi," imbuh Masrurah.
Ketua Pengurus Yayasan Wakaf UMI, H Muh Mokhtar Noer Jaya, mengatakan, pengembangan tak henti-hentinya dilakukan demia meningkatkan pendidikan. Beberapa upaya lantas dilakukan, misalnya dengan membeli Menara ITTC dari Yayasan Andi Sose ke Yayasan UMI yang berganti nama menjadi Menara UMI.
Selain itu, kerja sama dengan pihak luar juga terus dikembangakan. Di antaranya dengan menggaet University Teknologi Malaysia, Asia e University Malaysia, Shuoku Taiwan University, Indian Institute of Technology of Madras Chennai India, MGR Medical University Chennai India, Sri Ramachandra University (Medical College and Research Institute) Chennai India, Shenzhen Polytechnic China, Unersity of Sydney Australia, dan University of New South Wailes Australia.
"Pada 3 Desember 2012 yang lalu, telah ditandatangani MoU dengan Singapore General Hospital di Singapura, dalam rangka pengembangan Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Ibnu Sina," ujar Mokhtar. (zuk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantah Anggaran Kurikulum Dibintangi DPR
Redaktur : Tim Redaksi