UMKM Bangkit, BRI Optimistis Hadapi Tantangan Ekonomi 2022

Selasa, 22 Februari 2022 – 14:32 WIB
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan kebangkitan UMKM jadi angin segar bagi perseroan. Foto: BRI

jpnn.com, JAKARTA - Kebangkitan UMKM menjadi angin segar bagi pertumbuhan bisnis PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

Direktur Utama BRI Sunarso menyatakan kebangkitan UMKM sekaligus merefleksikan kuatnya pemulihan ekonomi Indonesia yang dipercaya menjadi Presidensi G20 dengan tema Recover Together, Recover Stronger pada tahun ini.

BACA JUGA: Selaras Isu Prioritas G20, BRI Pacu BRIBRAIN Sebagai Pusat Otak Berbasis AI

Melalui tema Presidensi G20 tersebut, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bahu-membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan.

Sektor UMKM yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia dilihat telah mampu beradaptasi dan mulai pulih dengan baik di kondisi pandemi Covid-19.

BACA JUGA: BRI Life Optimistis Capai Target 2022

Riset Indeks Bisnis UMKM BRI membeberkan hasil yang mencapai level optimistis dengan skor melebihi 100 pada kuartal IV-2021.

Pertama, indeks bisnis UMKM secara mikro yang mengukur volume produksi, total nilai penjualan, rata-rata harga jual, pesanan, pemesanan barang input, persediaan barang jadi, rata-rata jumlah karyawan, hingga realisasi investasi mendapat hasil yang memuaskan.

BACA JUGA: BRI Sukses Menggaet Nasabah Milenial, Investor Muda Meningkat 47 Persen

Kedua, indeks sentimen bisnis UMKM yang menggali skor terhadap kondisi ekonomi makro. Pelaku UMKM menyatakan kondisi perekonomian nasional hingga kondisi usaha telah mengalami perbaikan.

Ketiga, penilaian pelaku UMKM terhadap kinerja pemerintah dalam penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi.

Menurut Sunarso, pelaku UMKM merasa optimistis terhadap langkah-langkah yang ditempuh pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, menstabilkan harga barang dan jasa.

Kemudian, menyediakan dan merawat infrastruktur, memberikan rasa aman dan tentram, serta menegakkan hukum dan rasa keadilan.

“Ternyata data ketiga indeks tersebut menunjukkan optimisme. Indeks kepercayaan pelaku UMKM terhadap pemerintah masih sangat baik," beber Sunarso dalam acara BRI Microfinance Outlook 2022 belum lama ini.

Artinya, lanjut Sunaro, sangat percaya terhadap kemampuan pemerintah mengelola berbagai tantangan perekonomian nasional.

"Maka itulah yang menjadikan bahwa BRI untuk menghadapi 2022 itu optimis,” kata Sunarso.

Sunarso menceritakan Indonesia digempur tantangan ekonomi yang datang dari luar dan dalam negeri.

Di luar negeri, Sunarso menyebut arah kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) dapat memiliki implikasi bagi perekonomian di Indonesia.

Pasalnya, keputusan Bank Sentral AS atau The Fed, dalam melakukan tapering off serta potensi kenaikan suku bunga acuannya bisa menjadi sentimen negatif bagi pasar keuangan dan arus investasi.

"Hal itu bisa terjadi sebagai efek dari gejolak pergerakan kurs USD," tegasnya.

Sunarso mengatakan arah kebijakan moneter AS itu juga dapat memantik Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter tertinggi di dalam negeri untuk meningkatkan BI-rate.

Langkah BI dalam mengerek suku bunga acuannya bisa memberikan tekanan bagi bisnis perbankan.

Sunarso menilai dua tantangan ini telah dipetakan dengan penuh pertimbangan oleh perseroan. Membaiknya demand side menjadikan BRI optimistis tetap optimal melakukan ekspansi kredit.

“Situasi yang sebenarnya bisa saya katakan masih optimistis bahwa kami akan bisa tumbuh secara sustain,” tambah Sunarso.

BRI menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 9-11 persen year on year (yoy) di tahun ini.

Sunarso yakin BRI bisa menjaga rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) di level 2,8-3 persen.

"Profitabilitas coba didongkrak dengan mematok target Net Interest Margin (NIM) 7,6-7,8 persen, dibarengi dengan efisiensi cost of credit di kisaran 2,8-3 persen," tegas Dirut BRI Sunarso. (jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler