UMKM Kue Banyuwangi Raup Omzet Ratusan Juta per Bulan

Kamis, 01 November 2018 – 12:55 WIB
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengunjungi UMKM makanan ringan. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, BANYUWANGI - Perkembangan ekonomi dan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi berdampak positif terhadap penjualan berbagai sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satunya, UMKM sektor kuliner berbagai macam penganan ringan.

Kurnia, pemilik rumah produksi makanan ringan ‘Anisa’, mengatakan, perkembangan bisnisnya makin pesat dalam beberapa tahun terakhir. Mengembangkan pusat produksi di Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi, makanan ringan Anisa banyak terserap pasar, mulai bolu kering, bagiak, opak gulung, opak lipat, kue matahari, hingga keciput.

BACA JUGA: Bupati Banyuwangi Terima Penghargaan Mal Pelayanan Publik

“Perkembangan usaha saya tidak bisa terlepas dari semakin tumbuhnya ekonomi dan dunia pariwisata di Banyuwangi. Saat ada festival, Banyuwangi kedatangan banyak wisatawan yang pasti butuh oleh-oleh kue khas daerah ini,” kata Kurnia.

Kurnia merintis bisnis kue keringnya sejak 2008 silam. Saat itu, dia sendiri yang melakukan semua proses produksinya. “Awal dulu saya hanya bikin kue bagiak. Penjualannya juga masih terbatas karena peminatnya belum banyak,” kenang Kurnia.

BACA JUGA: Hipnotis Wisatawan, Festival Gandrung Sewu Banjir Pujian

Setelah 2011, saat Banyuwangi mulai rutin menggelar berbagai atraksi festival wisata, bisnis Kurnia mulai melonjak. Dia aktif memasok ke sejumlah pusat oleh-oleh di Banyuwangi.

BACA JUGA: Kisah Raden Mas Alit akan Warnai Festival Gandrung Sewu 2018

“Saat itu saya belum punya outlet sendiri. Jadi hanya memasok ke toko oleh-oleh. Akhirnya saya tahun 2014 mulai berani bikin outlet sendiri karena penjualan terus meningkat,” ujar Kurnia.

Sebelum pariwisata menggeliat, kata dia, penjualan kuenya hanya berkisar 1.000 bungkus per bulan. Namun sekarang bisa melonjak menjadi 7.500 bungkus per bulan. Omzetnya pun ikut terkerek, dari hanya Rp 6 juta per bulan, sekarang bisa mencapai Rp 240 juta per bulan.

“Peningkatannya signifikan sekali. Dulu saya tidak punya karyawan, sekarang sudah dibantu 30 karyawan. Alhamdulillah, semoga barokah,” kata dia semringah.

Rumah produksi Anisa terkenal dengan kue bolunya yang laris-manis. Untuk menjawab perkembangan pasar wisatawan, Kurnia memodifikasi beragam rasa, seperti bolu tape, bolu pandan, bolu senyum, bolu lapis, dan bolu gula merah.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersyukur Banyuwangi Festival yang digelar sejak 2011 silam bisa mengungkit perekonomian warga kecil. Setiap tahunnya, Banyuwangi Festival beragendakan puluhan atraksi wisata yang mendatangkan ribuan wisatawan.

“Semoga geliat perekonomian ini bisa dirasakan oleh seluruh warga Banyuwangi. Masyarakat kami harapkan bisa jeli menangkap peluang usaha yang tercipta dari geliat ekonomi dan pariwisata Banyuwangi. Silakan datang ke Rumah Kreatif milik Pemkab Banyuwangi untuk mendapat fasilitasi desain kemasan gratis, pemasaran, dan sebagainya,” kata Anas. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bupati Anas: Ajang IMF-WB Bawa Berkah Ekonomi ke Banyuwangi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler