jpnn.com, NEW DELHI - Senior Vice President Research & Technology Innovation Pertamina Oki Muraza memaparkan pentingnya keterlibatan UMKM dalam transisi energi di Indonesia.
Hal itu disampaikan dalam presentasinya dalam forum BNEF yang berlangsung di New Delhi, India pada Kamis (24/8).
BACA JUGA: Pertamina Makin Ekspansif, Kini Perkuat Kerja Sama dengan Perusahaan Migas Asal Mozambik
Oki menyampaikan transisi energi di Indonesia harus melibatkan UMKM yang memiliki porsi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Untuk itu, perlu ada akses terhadap pendanaan dan teknologi agar UMKM dapat maksimal menjalankan perannya sebagai penyedia kebutuhan masyarakat dan lapangan pekerjaan sehingga masyarakat pedesaan bisa meningkatkan pendapatannya.
BACA JUGA: Hadapi Tantangan Energi Global, Ini Sejumlah Langkah yang Dilakukan Pertamina
Dia menjelaskan pentingnya keterlibatan UMKM dalam transisi energi di Indonesia, karena pihaknya memerlukan peran masyarakat dalam penyediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk pengembangan energy low carbon.
Dalam proses itu, lanjut Oki dalam paparannya, ada Job Creation yang bisa dinikmati masyarakat dan pada saat yang sama korporasi juga mendapatkan manfaat dari karbon kreditnya.
“Tantangannya adalah akses terhadap capital atau pendanaan dan akses terhadap teknologi kepada UMKM agar mereka dapat maksimal memainkan perannya dalam transisi energi dengan memberikan keuntungan kepada masyarakat dan korporasi,” kata Oki.
Karena itu, kata Oki, sebagai negara berkembang yang memiliki banyak sumber daya alam yang berlimpah di dalam negeri, Indonesia mendorong agar negara maju dapat memberikan arus pendanaan.
Tujuannya agar negara berkembang bisa mengembangkan teknologi dan implementasinya dengan bantuan dari negara-negara maju yang memiliki dana.
“Saat ini dunia memiliki gap dalam perekonomian antara negara sangat maju dengan negara berkembang," ungkapnya.
Oki menyebutkan di negara sangat maju GDP per kapitanya sudah di atas USD 50 ribu, tetapi ada juga negara-negara berkembang seperti Indonesia yang GDP per kapitanya masih di bawah USD 5 ribu per kapita.
"Jadi, kami mengharapkan Capital Flow ini sebagai bentuk dari amanat CBDR atau Common but Differentiated Responsibilities,” imbuh Oki
Oki menjelaskan dengan melibatkan UMKM dalam transisi energi ini, Indonesia ingin menggabungkan bantuan dari internasional.
Pasalnya, di situ ada lapangan pekerjaan untuk masyarakat dan juga keuntungan perusahaan dalam upaya mempercepat transisi energi.
“Harapannya, transisi energi di Indonesia itu dapat menjadi role model bagaimana keterlibatan masyarakat dan juga membuka lapangan pekerjaan yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di pelosok dan bagaimana juga transisi energi itu bisa berjalan dengan Nature-Based Solutions,” tandas Oki.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menambahkan UMKM merupakan tulang punggung ekonomi nasional dan menyerap tenaga kerja besar sehingga harus menjadi bagian penting dalam percepatan transisi energi.
"Pertamina telah menjalankan program Desa Energi Berdikari di 52 wilayah untuk memberikan akses energi terbarukan kepada UMKM dan masyarakat sehingga bisa mandiri energi," sebut Fadjar.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s).
Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi