UMKM yang Terdigitalisasi Mampu Tingkatkan Jangkauan Pemasaran

Kamis, 15 September 2022 – 11:46 WIB
Ilustrasi UMKM: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Blibli mengedukasi dan mendampingi UMKM agar bisa meningkatkan skala bisnis dan daya saing dengan melakukan transformasi digital.

CEO & Co-Founder Blibli, Kusumo Martanto mengatakan literasi digital UMKM berpotensi meningkat di masa mendatang, seiring dengan semaraknya penggiat UMKM melakukan transformasi digital di masa pandemi Covid-19.

BACA JUGA: eSIM Traveling, Solusi Praktis Terhubung ke Internet Saat Berpergian di Luar Negeri

“Ini menjadi tantangan bersama untuk meningkatkan literasi digital bukan hanya bagi UMKM atau entreprenuer yang baru akan memulai usahanya, namun juga untuk meningkatkan kapabilitas mereka yang sudah merasakan manfaat digitalisasi,” ujar Kusumo.

UMKM yang mempraktikkan digitalisasi telah menunjukkan praktik terbaik dalam meningkatkan skala bisnis dan jangkauan pemasaran ke berbagai wilayah hingga luar negeri.

BACA JUGA: Kominfo Beri Pedoman Menjadi Netizen yang Berakhlak Mulia

Kusumo mencontohkan Bakmi Sundoro, produsen Mie Godhog Jogja, sebagai salah satu UMKM yang melakukan transformasi digital ke  dalam platform e-commerce Blibli pada masa pandemi.

“Awalnya, Bakmi Sundoro merupakan bisnis konvensional, mereka mengubah haluan bisnisnya di masa pandemi ini memasarkan produknya ini melalui platform online dan terbukti bisnisnya tidak hanya berkembang di Indonesia karena mereka bisa mengirim produknya ke mancanegara, seperti Singapura dan Korea Selatan,” tutur Kusumo.

BACA JUGA: Ratusan Warga di Bojonegoro Dukung Ganjar Pranowo Jadi Presiden

Pada kesempatan yang sama ini, Haikal Siregar, Managing Director & Partner Boston Consulting Group, mengatakan digitalisasi UMKM berdampak terhadap efisiensi dan meningkatkan daya saing UMKM dan meningkatkan penjualan sebanyak 1 kali lipat hingga 2 kali lipat dibandingkan UMKM konvensional.

“Faktor penyebabnya karena jangkauan pemasaran UMKM online itu memiliki jangkauan yang lebih luas. Bahkan, aksesnya bisa menjangkau ke pasar internasional sehingga pendapatan mereka bisa naik 2 kali lipat dibandingkan dengan UMKM offline. Dampak lainnya dari UMKM online adalah potensi menyerap tenaga kerja sebanyak 1,3 kali lipat,” ucap Haikal.

UMKM yang go digital, berdasarkan kajian Boston Consulting Group, memicu dampak langsung dan tidak langsung.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) bersama-sama seluruh pihak menggencarkan program digitalisasi UMKM di Indonesia.

“Bila platform digital mengalami pertumbuhan sebesar 50%, akan mampu membantu UMKM untuk berpotensi lebih berkembang di Indonesia dan nilai ekonomi UMKM di Indonesia berpeluang mencapai USD38 miliar pada 2024. Untuk mencapai ini, beberapa hal harus dilakukan, diantaranya mengedukasi UMKM mengenai literasi digital, kebijakan bisnis dan akses capital,” ujar Haikal.

Mira Tayyiba, Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), mengapresiasi program digitalisasi UMKM untuk meningkatkan skala bisnis UMKM.

Kemenkominfo mendorong kolaborasi seluruh pihak untuk menyokong integrasi UMKM terintegrasi ke platform digital serta ekosistem e-commerce.

”Kemenkominfo mendukung UMKM langsung ke platform digital dengan cara pembuatan ekosistem umum dan pembuatan ekosistem e-commerce,” sebut Mira.

Berbagai upaya ini diharapkan mendongkrak jumlah UMKM yang terkoneksi di platform digital pada periode mendatang. Pemerintah menargetkan 30 juta UMKM terdigitalisasi pada 2024.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler