UMN Berpartisipasi dalam Konferensi Perubahan Iklim COP 28 di Dubai

Jumat, 05 Januari 2024 – 12:48 WIB
Dosen dari Program Studi Ilmu Komunikasi UMN Maria Advenita Gita Elmada. Foto: dok UM

jpnn.com, JAKARTA - Universitas Multimedia Nusantara (UMN) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung isu-isu keberlanjutan dan perubahan iklim.

Salah satu upaya itu direalisasikan dengan berperan aktif dalam Konferensi Perubahan Iklim ke-28 atau COP 28 yang diselenggarakan di Dubai, UAE. 

BACA JUGA: Survei Epson Menunjukkan Generasi COP Lebih Tenang Hadapi Perubahan Iklim

Partisipasi aktif UMN dalam COP 28 menjadi landasan yang kuat untuk mendukung upaya global dalam menghadapi perubahan iklim. 

Sebab, diperlukan semangat kolaborasi yang kuat untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA: Kembangkan Bisnis yang Sustainable, PT JIEP Turut Berpartisipasi Atasi Perubahan Iklim

Dosen dari Program Studi Ilmu Komunikasi UMN Maria Advenita Gita Elmada menjadi perwakilan dalam acara ini dan menjadi satu-satunya Dosen Ilmu Komunikasi dari Indonesia yang memperoleh kesempatan tersebut. 

Maria, dalam perannya sebagai perwakilan UMN dan anggota International Environmental Communication Association juga berperan aktif dalam berbagai diskusi, presentasi, dan kegiatan terkait komunikasi dan perubahan iklim

Presentasi pertama diberikan Maria pada 5 Desember 2023 di Paviliun Uzbekistan, dalam diskusi yang bertajuk “Journalism in the Era of Triple Planetary Crisis”. 

"Diskusi itu menyoroti peran penting jurnalisme dalam menghadapi krisis iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan degradasi lingkungan," ujar Maria dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (5/12).

Maria mengatakan dia juga membahas tentang pentingnya jurnalisme yang akurat dan bertanggung jawab dalam membangun kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan, serta perannya sebagai penghubung antara saintis yang berfokus pada perubahan iklim dengan masyarakat luas. 

Selain itu, Maria juga terlibat sebagai presenter dalam side event dari UNFCCC dengan tema besar "Working Through Climate Conflicts: Justice-Based Climate Action for Adaptation and Sustainability" pada tanggal 10 Desember 2023. 

"Pada panel tersebut saya juga mengungkapkan bagaimana membangun komunitas yang tangguh di daerah rural, dengan studi kasus tentang apa yang sedang dilakukan oleh UMN, khususnya Program Studi Ilmu Komunikasi, bersama Gugus Mitigasi Lebak Selatan, di wilayah Kabupaten Lebak," katanya.

Maria juga menekankan pentingnya pertukaran pengetahuan, inovasi, dan pengintegrasian teknologi dalam upaya membangun resiliensi masyarakat terhadap perubahan iklim. 

Maria juga berperan sebagai fasilitator dalam kegiatan di Capacity Building Hub, di mana ia memandu diskusi tentang pentingnya kolaborasi antar universitas di global selatan dalam rangka memperkuat kerja sama selatan-selatan dalam mengatasi perubahan iklim. 

Maria juga menjadi fasilitator dalam diskusi terkait Capacities for Rights-based Climate Action Day, di mana studi kasusnya adalah tentang pembangunan kapasitas masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim, terutama di area konflik. 

"Kegiatan ini sangat relevan dalam mengatasi kompleksitas pembangunan kapasitas di area konflik, serta membahas modelmodel yang paling tepat dalam melakukannya," ucap Maria. 

Selain berpartisipasi dalam kegiatan khusus tersebut, Maria juga berbagi pengalaman dan prestasi yang telah dicapai oleh UMN dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta upaya UMN untuk menjadi Green and Sustainable Campus. 

"Semua ini dilakukan dengan harapan agar kolaborasi internasional yang baik dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif dalam mengatasi perubahan iklim," ujar Maria.

COP 28, yang diselenggarakan oleh United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), adalah pertemuan tahunan yang dihadiri oleh perwakilan dari berbagai negara anggota konvensi tentang perubahan iklim.

Tujuan utama dari COP adalah membahas dan mengoordinasikan tindakan global terkait perubahan iklim, termasuk evaluasi kemajuan dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi dampak perubahan iklim. 

Selain itu, acara ini menjadi platform penting untuk negosiasi perjanjian dan kesepakatan baru dalam upaya mengurangi perubahan iklim.(mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler