BANDUNG- Komisaris PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB), Umuh Muchtar tidak mengizinkan salah satu pemainnya, Zulkifli Syukur untuk bergabung dengan Tim Nasional (Timnas) Indonesia untuk berlaga melawan tim La Liga Spanyol, Valencia yang rencananya akan digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (4/8).
Larangan tersebut dilakukan Umuh, sebab menurutnya, belum adanya kejelasan dari pihak PSSI sendiri dan Indonesia Super League (ISL) terkait dualisme kompetisi.
"Iya kan itu masih belum jelas (kompetisi, red). Jadi, kami terpaksa menahan dulu Zul untuk bergabung dengan Timnas. Dualisme (kompetisi, red) saja belum beres sampai sekarang. Kalau sudah jelas, kami tidak masalah," katanya.
Zul- panggilan akrab Zulkifli Syukur- merupakan satu-satunya pemain Persib Bandung yang dipanggil untuk bergabung dan memperkuat Timnas Indonesia. Zul sendiri bukan kali pertamanya membela Timnas.
Lebih lanjut Umuh menyadari, jika pemainnya pasti akan mengalami kekecewaan, karena tidak bisa membela tim negaranya, apalagi melawan tim berkelas seperti tim asal Spanyol, Valencia. "Saya tahu apa yang dirasakan setiap pemain yang tidak bisa membela negaranya. Tapi ini kan cuma pertandingan persahabatan, bukan pertandingan resmi," tuturnya.
Umuh mengakui, tentunya Zul akan merasa kecewa, karena bisa memperkuat Timnas menjadi keinginan semua pemain. Kendati demikian, Umuh mengaku akan terus memperjuangkan anak asuhnya agar bisa bergabung membela Timnas jika sudah ada kesepakatan dan kejelasan kompetisi.
"Kalau sudah jelas, bukan tidak mungkin kami pun akan melepaskan Zul bermain untuk Timnas," tuturnya. Dengan larangan ini, Zul mengaku merasa kecewa. Menurutnya, ini bukan kali pertama ia tidak mendapatkan izin untuk membela Timnas Indonesia.
"Kecewa sih pasti ada, tapi saya juga tahu seperti apa kondisinya. Bagaimanapun saya harus menghargai apa kata manajemen dan saya menghargai kontrak saya bersama Persib," ungkap pemain bernomor punggung tiga di Persib Bandung, itu.
Zul hanya berharap, dualisme kompetisi dapat berakhir secepatnya. Pasalnya, menurutnya, dualisme tersebut dapat membuat seorang pemain merasa haknya dirampas akibat pelarangan untuk membela negaranya sendiri.
"Ya tentunya manajemen semua klub harus memikirkan ini. Bagaimanapun hak pemain harus dipikirkan," tegasnya. "Saya berharap bisa dipanggil lagi untuk kedepannya. Karena bagaimanapun, itu hak saya untuk bisa memperkuat Timnas," tandasnya.(gin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tantowi/Liliyana Tumbang, Tradisi Emas Hilang
Redaktur : Tim Redaksi