Umumkan Harga Rights Issue, Saham BBNI Terkoreksi

Rabu, 24 November 2010 – 13:38 WIB
JAKARTA - Harga penerbitan saham baru terbatas atau Rights Issue yang diumumkan senilai Rp 3.100 membuat saham PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk terkoreksiPada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin, merosot ke 3.650 minus Rp 200 atau 5,19 persen.

Saham BNI sempat menyentuh level tertinggi Rp 3.800 setelah dibuka di angka Rp 3.850 pada perdagangan kemarin dan sempat berada di level terendah Rp 3.625

BACA JUGA: Bisnis Wisata di Bromo Tiarap

Volume perdagangan saham bank milik pemerintah ini mencapai 33.528.500 lot.

Pengamat pasar modal PT Erdikha Elit Sekuritas, Muhammad Reza, mengatakan aksi jual saham lama marak dilakukan karena saham lama diperkirakan akan turun mendekati harga rights issue.

Secara teori, menurutnya, jika setiap satu saham lama mendapat satu saham baru, maka harga 3.700 untuk kisaran saham lama ditambah 3.100 untuk saham baru menghasilkan 6.800 kemudian dibagi dua
"Itu nanti hasilnya 3.400, nah ada di kisaran itu lah nantinya," kata Reza, kemarin (23/11).

Angka tersebut sesuai dengan harga jual pemerintah untuk jatah saham rights issuenya yang memang tidak ingin dimiliki.  Direktur Utama PT BNI, Gatot Suwondo, mengatakan pemerintah sebagai pemegang saham terbesar BNI yaitu 73 persen dari 15 miliar saham yang sedang beredar mendapatkan penawaran utama dari saham baru

BACA JUGA: IHSG Tertolong Bursa Regional

dan mendapat penawaran dengan harga di bawah yang ditetapkan yaitu senilai Rp 3.000 per lembar.

Karena tidak tertarik memiliki saham baru itu, pemerintah memilih untuk menjual 2,472 miliar lembar saham yang sudah menjadi tawaran itu dengan harga Rp 3.400
"Dengan begitu pemerintah akan meraup keuntungan sebesar Rp 740 miliar, semuanya masuk ke kas negara," ujar Gatot di kantor pusat BNI, kemarin.

BNI menyatakan akan menerbitkan 3.374.716.060 miliar saham baru dengan harga Rp 3.100 per lembarnya

BACA JUGA: 2019, PLN Pakai 18 Persen EBT

Harga ini akan disodorkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham 25 November nanti.

Gatot mengatakan, rights issue merupakan aksi korporasi murniPenentuan harga berdasarkan pertimbangan kebutuhan permodalan BNI sebesar Rp 10,4 triliunDengan suntikan dana sebesar ini, BNI berharap bisa menggenjot modal inti perseroan (Tier 1 Capital) dari semula 10,2 persen menjadi 16-17 persenSaham baru ini akan dilisting di BEI pada 10 Desember 2010.

Ditargetkan 60 persen saham baru ini diserap oleh pemodal yang berniat melakukan investasi jangka panjangSementara 40 persen sisanya diharapkan bisa diserap oleh pemodal jangka pendek"Pemodal jangka pendek diperlukan untuk menciptakan dinamika harga pasar," ucapnya(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Beasiswa Djarum Banyak di Jawa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler