Umumkan Kasus Covid-19, Prof Wiku Beber Indikator Kesiapan Jawa-Bali Longgarkan PPKM

Kamis, 22 Juli 2021 – 21:08 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan jumlah kasus baru warga yang positif terjangkiti virus corona terus mengalami penurunan.

Penurunan kasus baru Covid-19 itu sejalan dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang telah dimulai pada 3 Juli 2021.

BACA JUGA: Pidato Lengkap Presiden Jokowi soal PPKM Darurat Dilanjutkan

"Pada tujuh hari ke belakang, secara nasional kasus positif mengalami penurunan di mana semula 56.757 pada tanggal 15 Juli menjadi 33.772 pada tanggal 21 Juli atau turun sebesar 40 persen," kata Wiku dalam konferensi pers virtual, Kamis (22/7).

Wiku menambahkan angka kesembuhan pasien Covid-19 secara nasional dalam tujuh hari terakhir mengalami peningkatan sebesar 70 persen.

BACA JUGA: Prof Wiku Ungkap Data Kepatuhan Masyarakat Memakai Masker

Selain itu, persentase keterisian tempat tidur (BOR) rumah sakit dalam seminggu terakhir juga mengalami penurunan secara konsisten dari 76,26 persen menjadi 72,82 persen.

Mengenai wacana pembukaan PPKM Darurat secara bertahap, Wiku mengingatkan pemda mempersiapkan daerah masing-masing. Sebab, zonasi risiko di tingkat kabupaten/kota saat ini menunjukkan perkembangan yang kurang baik.

BACA JUGA: Masih PPKM Darurat, Polisi di Daerah Ini Bagikan 400 kg Beras per Hari

Menurut Wiku, saat ini terdapat 180 kabupaten/kota yang tergolong zona merah Covid-19. Jawa Timur merupakan provinsi dengan jumlah kabupaten/kota berzona merah paling banyak, yakni 33.

Di bawah Jawa Timur ialah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dengan 29 kabupaten/kota yang masuk zona merah. Adapun Jawa Barat dengan 21 kabupaten/kota berzona merah menempayi posisi di bawah Jatim dan Jateng.

Wiku menjelaskan indikator kesiapan daerah dalam menghadapi pembukaan PPKM Darurat secara bertahap ialah perkembangan jumlah kasus baru positif Covid-19, angka kesembuhan pasien, tingkat kematian, dan BOR.

Namun, kata Wiku, situasi Covid-19 di tujuh provinsi di  Jawa dan Bali masih fluktuatif dalam sepekan sebelumnya.

Peraih gelar doktor dari Colorado State University (CSU) itu memerinci enam dari tujuh provinsi itu mengalami tren penurunan kasus baru Covid-19. Khusus Bali, katanya, masih mengalami kenaikan kasus baru pada tiga hari terakhir.

Untuk angka kesembuhan pasien Covid-19, lima dari tujuh provinsi itu menunjukkan tren peningkatan. Adapun DKI Jakarta dan DIY Yogyakarta tidak menunjukkan tren tingkat kesembuhan pasien Covid-19.

Kasus kematian yang menjadi salah satu indikator juga masih menunjukkan tren peningkatan. Dari tujuh provinsi tersebut hanya DKI yang mengalami penurunan kasus kemastian cukup signifikan.

"DKI Jakarta per kemarin (21/7) menunjukkan penurunan yang signifikan dari 268 menjadi 95 kematian dalam sehari," tutur Wiku.

Guru besar ilmu kesehatan di Universitas Indonesia itu menjelaskan BOR di rumah sakit di Jawa telah menunjukkan tren penurunan. Namun, untuk Bali belum memperlihatkan tren penurunan BOR.

Prof Wiku juga mengamati tingkat kepatuhan masyarakat sebagai indikator kesiapan menghadapi pembukaan PPKM Darurat Jawa dan Bali secara bertahap.

Saat ini, kepatuhan memakai masker di tingkat desa atau kelurahan sudah cukup baik. Sebab, persentase desa/kelurahan yang tidak patuh berada di bawah 30 persen.

"Sayangnya, untuk kepatuhan menjaga jarak, masih menjadi kendala di banyak desa atau kelurahan di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Banten," kata Wiku.

Oleh karena itu, Wiku mengharapkan setiap daerah bisa memperbaiki indikator-indikator tersebut untuk menyiapkan pembukaan PPKM Darurat yang akan dilakukan secara bertahap mulai 26 Juli 2021 mendatang.(mcr9/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Kades Curhat pada Pak Ganjar, Minta Aturan PPKM Dilonggarkan


Redaktur & Reporter : Dea Hardianingsih

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler