jpnn.com, JAKARTA - Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), yang menerbitkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020, tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus Disease (Covid-19), termasuk di antaranya pembatalan pelaksanaan Ujian Nasional 2020 didukung seluruh sekolah Islam terpadu.
Menurut Ketua Umum Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) Indonesia Mohammad Zahri, penghapusan UN 2020 di tengah kondisi merebaknya Covid-19 adalah langkah yang sangat tepat dilakukan Mendikbud.
BACA JUGA: Ujian Nasional Dibatalkan, Fahira Idris: Keputusan Tepat
"Saya menilai langkah yang dilakukan mas menteri ini sangat tepat, mengingat kian meluasnya virus Corona di Tanah Air, sehingga upaya menjaga keselamata jiwa warga sekolah harus diprioritaskan,” ungkap Zahri dalam pesan tertulisnya, Kamis (26/3).
Lebih lanjut, pria asal Surabaya ini menyatakan pembatalan UN 2020 yang disebabkan wabah Corona ini, maka siswa harus tetap belajar jarak jauh atau daring, sehingga memerlukan kreativitas serta tanggung jawab guru dan sekolah.
BACA JUGA: Ujian Nasional 2020 Dibatalkan, Ini Imbauan Penting Mendikbud untuk Guru dan Siswa
"Dampak meluasnya wabah Corona, hingga membuat sekolah memperpanjang masa belajar di rumah, akan mendorong para guru dan kepala sekolah lebih mandiri dan kreatif, untuk merancang pembelajaran jarak jauh atau daring," tegas pria berkacamata ini.
Meski UN dibatalkan, lanjut Zahri, Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang selama ini didengungkan menjadi pengganti UN pun sebaiknya ditunda dulu untuk tahun ini. Hal ini, menurutnya karena belum ada arahan yang jelas dari pusat.
BACA JUGA: Mendikbud: Kami Putuskan Membatalkan Ujian Nasional 2020
"AKM yang sebelumnya sempat diwacanakan sebagai pengganti UN di tahun 2021, menurut hemat saya sebaiknya tidak ada untuk tahun ini, karena membutuhkan persiapan yang cukup memakan waktu,” tuturnya.
Selain AKM, salah satu rencana yang juga diwacanakan sebagai pengganti Ujian Nasional adalah SK (survey karakter).
Menurut Zahri, hal ini bisa diserahkan ke masing-masing satuan pendidikan sesuai pengembangan karakter yang sudah diterapkan. Dengan begitu, satuan pendidikan akan berlomba-lomba menunjukkan keunikkannya dalam pengembangan karakter yang dibutuhkan masyarakat.
Sementara itu menyikapi kondisi wabah corona yang kian meluas, JSIT Indonesia membentuk Tim Tanggap Bencana Covid-19 yang bertujuan untuk berperan aktif dalam penuntasan wabah virus corona, dengan memfasilitasi adanya pelayanan pendidikan, konseling dan pendampingan bagi siswa dan wali murid. Selain itu, penguatan kelembagaan bagi sekolah dan guru yang terdampak dengan merebaknya virus Corona ini.
Tim ini nantinya juga akan terlibat aktif memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya guru dan wali murid. Edukasi akan dilakukan dengan tetap menjaga protokol pencegahan guna mempercepat penanganan wabah corona yang menimpa bangsa ini.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad