JAKARTA - Dalam sejarah pendidikan nasional, era inilah yang terburuk. Di tangan Prof Dr Ir KH Mohammad Nuh, DEA yang menjabat menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) yang ke-25, Ujian Nasional (UN) terpaksa diundur.
Pengunduran UN terjadi di 11 Provinsi yang masuk Wilayah Indonesia Tengah. Masing-masing, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sedianya, UN SMA/Sederajat serentak digelar hari ini Senin (15/4). Karena alasan soal UN belum terdistribusi maka ditunda Kamis (18/4) mendatang.
Daerah pun berteriak menyikapi penundaan ini. Dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Ketua Dewan Pendidikan Kota (DPK) Subiyanto dengan lantang meminta Nuh yang berlatar belakang NU itu mundur.
“Kalau pelaksanaan UN tidak becus ini terjadi di Jepang, pejabatnya pasti malu dan mengundurkan diri. Seharusnya di kita, Mendikbudnya malu dan mengundurkan diri,” tegas Subiyanto seperti diberitakan Balikpapan Pos (JPNN Grup), Senin (15/4).
Di Jakarta, Wakil Ketua DPR asal PDI Perjuangan, Pramono Anung menilai pengunduran UN ini menunjukkan adanya ketidakberesan dalam manajemen di internal Kemendikbud. "Ini menunjukkan manajemen yang buruk sekali di kementerian pendidikan. Kalau alasannya remeh temeh, kecil-kecil karena belum masuk dan sebagainya, itu enggak masuk akal sehat pikiran saya," ujar Pramono di DPR, Jakarta, Senin (15/4).
Mantan Sekjen PDI Perjuangan itu mengatakan pengunduran UN merusak psikologi anak didik. Kata dia, secara tidak langsung kondisi kejiwaan anak akan berpengaruh.
"Kebetulan anak saya ada yang kelas tiga. Jadi saya memahami bagaimana psikologis anak yang sudah mempersiapkan berhari-hari kemudian tiba-tiba dibatalkan," katanya. (awa/jpnn)
Pengunduran UN terjadi di 11 Provinsi yang masuk Wilayah Indonesia Tengah. Masing-masing, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
Sedianya, UN SMA/Sederajat serentak digelar hari ini Senin (15/4). Karena alasan soal UN belum terdistribusi maka ditunda Kamis (18/4) mendatang.
Daerah pun berteriak menyikapi penundaan ini. Dari Balikpapan, Kalimantan Timur, Ketua Dewan Pendidikan Kota (DPK) Subiyanto dengan lantang meminta Nuh yang berlatar belakang NU itu mundur.
“Kalau pelaksanaan UN tidak becus ini terjadi di Jepang, pejabatnya pasti malu dan mengundurkan diri. Seharusnya di kita, Mendikbudnya malu dan mengundurkan diri,” tegas Subiyanto seperti diberitakan Balikpapan Pos (JPNN Grup), Senin (15/4).
Di Jakarta, Wakil Ketua DPR asal PDI Perjuangan, Pramono Anung menilai pengunduran UN ini menunjukkan adanya ketidakberesan dalam manajemen di internal Kemendikbud. "Ini menunjukkan manajemen yang buruk sekali di kementerian pendidikan. Kalau alasannya remeh temeh, kecil-kecil karena belum masuk dan sebagainya, itu enggak masuk akal sehat pikiran saya," ujar Pramono di DPR, Jakarta, Senin (15/4).
Mantan Sekjen PDI Perjuangan itu mengatakan pengunduran UN merusak psikologi anak didik. Kata dia, secara tidak langsung kondisi kejiwaan anak akan berpengaruh.
"Kebetulan anak saya ada yang kelas tiga. Jadi saya memahami bagaimana psikologis anak yang sudah mempersiapkan berhari-hari kemudian tiba-tiba dibatalkan," katanya. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nuh: Masih Ada UN Susulan
Redaktur : Tim Redaksi