JAKARTA - Sekelumit permasalahan dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) SLTA 2013 belum ada solusi. Bahkan jajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menumbalkan PT Ghalia Indonesia Printing selaku kontraktor pemenang tender paket 3 proyek naskah UN tersebut.
Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemdikbud, Amin Priatna saat ditanya mengenai sanksi bagi perusahaan tersebut, pihaknya mengaku tidak bisa serta merta memberikan sanksi tanpa bukti yang jelas. Karena itu, saat ini tim investigasi yang dipimpin Irjen Kemdikbud Haryono Umar masih mendalami permasalahan UN ini secara utuh.
"Kita dari inspektorat tidak sembarang menetapkan (sanksi) tanpa data-data. Saat ini kami turunkan auditor yang sifatnya mengumpulkan data dan fakta, data ini akan diolah dan ditindak lanjuti Inspektur Investigasi," kata Amin, Senin (15/4) malam.
Data yang sedang dikumpulkan ini menurut Amin, tidak spotong-sepotong, tapi mulai dari awal tender sampai pelaksanaan UN. Bahkan tim yang dibentuk atas dorongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menyasar data di PT Ghalia yang mengerjakan tender naskah UN senilai Rp22 miliar lebih.
"Di PT Ghalia sudah kita kumpulkan juga data untuk diinvestigasi. Hasil investigasi sementara memang, Manajemen pengaturannya gak jelas. Koordinator provinsinya tidak ada. Jadi mereka hanya bilang semuanya kaami selesaikan pak," ujar Amin menjelaskan.
Diketahui, PT Ghalia Indonesia Printing merupakan perusahaan yang sudah dua kali mengerjakan tender UN. Namun yang kedua ini mereka mengaku mengalami kegagalan. Bahkan Dorut PT Ghalia, Hamzah Lukman mengaku mereka mengalami kendala saat finishing naskah UN.
Selain lokasi percetakan yang kecil, mereka juga kekurangan tenaga dan hanya dikasih waktu 25 hari menyelesaikan kewajibannya mencetak naslah UN sekaligus distrubusi.(Fat/jpnn)
Inspektur IV Inspektorat Jenderal Kemdikbud, Amin Priatna saat ditanya mengenai sanksi bagi perusahaan tersebut, pihaknya mengaku tidak bisa serta merta memberikan sanksi tanpa bukti yang jelas. Karena itu, saat ini tim investigasi yang dipimpin Irjen Kemdikbud Haryono Umar masih mendalami permasalahan UN ini secara utuh.
"Kita dari inspektorat tidak sembarang menetapkan (sanksi) tanpa data-data. Saat ini kami turunkan auditor yang sifatnya mengumpulkan data dan fakta, data ini akan diolah dan ditindak lanjuti Inspektur Investigasi," kata Amin, Senin (15/4) malam.
Data yang sedang dikumpulkan ini menurut Amin, tidak spotong-sepotong, tapi mulai dari awal tender sampai pelaksanaan UN. Bahkan tim yang dibentuk atas dorongan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini juga menyasar data di PT Ghalia yang mengerjakan tender naskah UN senilai Rp22 miliar lebih.
"Di PT Ghalia sudah kita kumpulkan juga data untuk diinvestigasi. Hasil investigasi sementara memang, Manajemen pengaturannya gak jelas. Koordinator provinsinya tidak ada. Jadi mereka hanya bilang semuanya kaami selesaikan pak," ujar Amin menjelaskan.
Diketahui, PT Ghalia Indonesia Printing merupakan perusahaan yang sudah dua kali mengerjakan tender UN. Namun yang kedua ini mereka mengaku mengalami kegagalan. Bahkan Dorut PT Ghalia, Hamzah Lukman mengaku mereka mengalami kendala saat finishing naskah UN.
Selain lokasi percetakan yang kecil, mereka juga kekurangan tenaga dan hanya dikasih waktu 25 hari menyelesaikan kewajibannya mencetak naslah UN sekaligus distrubusi.(Fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud tak Hadiri Konpers Penjelasan UN
Redaktur : Tim Redaksi