Banyak sekolah, masih kekurangan naskah ujian, sehingga harus memperbanyak dengan cara fotokopi. Bahkan untuk ujian Rabu (17/4) ini, ada sekolah yang sama-sekali belum memperoleh naskah ujian.
Pantauan Padang Ekspres (gRUP jpnn) sepanjang Selasa siang, Ujian Nasional tingkat SMA, MA, SMK dan Paket C diikuti 3.416 orang. Terdiri dari dari 1.252 pelajar SMA, 1.632 pelajar SMK, 464 pelajar MA, dan 68 warga belajar paket C yang ujian di SMPN 1 Payakumbuh.
Antusiasme para peserta UN hari kedua masih cukup tinggi. Walau begitu, persoalan kekurangan naskah ujian, tetap menghantui sejumlah sekolah pelaksana. Beruntung, pihak sekolah dengan seizin Pengawas Satuan Pendidikan dan disaksikan polisi, bisa melengkapi kekurangan naskah ujian, dengan cara fotokopi.
"Pada UN hari kedua ini, memang masih ditemukan, sekolah-sekolah yang kekurangan naskah ujian. Tapi, sesuai surat yang kita terima, kekurangan itu sudah diatasi dengan cara fotokopi," kata Kepala Dinas Pendidikan Payakumbuh Hasan Basri, tadi malam.
Positifnya lagi, kata Hasan Basri, pada ujian nasional hari kedua di Payakumbuh, tidak ada lagi siswa-siswi yang gagal mengikuti ujian seperti terjadi di SMA Negeri 2 pada hari pertama.
"Alhamdulillah, untuk hari ini, seluruh siswa-siswi sudah bisa ujian, tidak ada yang ditunda seperti hari pertama," ucap Hasan.
Hal senada disampaikan Kepala SMAN 2 Payakumbuh Haji Yunaidi. "Alhamdulillah, untuk UN hari kedua ini, seluruh siswa-siswi kita sudah bisa mengikutinya. Walau demikian, tadi kami tetap mengalami kekurangan naskah ujian, sehingga terpaksa fotokopi," ucap Yunaidi, saat dihubungi Selasa (16/4) sore.
Diakui Yunaidi, proses fotokopi untuk melengkapi kekurangan naskah UN hari kedua, memang cukup memakan waktu. "Sehingga, membuat siswa-siswi kami, terlambat ujian sekitar 40 menit. Tapi dibanding kemarin yang tidak ujian, ini sudah lebih baik," kata Kepsek Berprestasi Tingkat Nasional 2012 versi Menag itu.
Sementara, untuk ujian Rabu ini, diakui Yunaidi, pihaknya sama-sekali belum mendapatkan naskah ujian mata pelajaran matematika. "Ya, belum ada soal yang sampai ke sekolah. Untuk itu, sesuai kesepakatan dengan Pengawas Satuan Pendidikan dan panitia, kami akan fotokopi naskah ujian SMAN Nusantara yang siswa siswinya ujian di SMAN 2," kata Yunaidi.
Sebelumnya, Yunaidi sempat mengungkapkan kekecewaan keluarga besar SMAN 2, terhadap buruknya distribusi soal UN. Sehingga, membuat 84 siswa-siswinya tidak ujian hari pertama.
"Banyak anak-anak yang menanyai saya, apa beda sekolah kita dengan sekolah lain pak. Saya berharap, ini menjadi catatan Pengawas Satuan Pendidikan dari Perguran Tinggi," ucapnya.
Di sisi lain, Ketua Forum Komunikasi Guru Payakumbuh Adnin Syam meminta Kemediknas, bertanggungjawab penuh terhadap buruknya distribusi soal UN di Payakumbuh. "Kasus yang ditemukan di SMAN 2 dan sejumlah sekolah, membuktikan, UN adalah produk yang dipaksakan Kemendiknas," tegasnya.
Aktivis guru itu meminta Kemendiknas menghentikan pelaksanan UN mulai tahun ini.
"Penilaian siswa itu merupakan hak guru. Kembalikan kepada guru. Jangan dipaksakan lagi ujian nasional. Karena pelaksanaannya terbukti kacau-balau dan membuat panik siswa, guru serta wali murid," kata Adnin Syam.
Tidak hanya guru, pengurus Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Payakumbuh dan Limapuluh Kota, dalam keterangan pers di kantor perwakilan Padang Ekspres Payakumbuh Senin sore, ikut menyorot buruknya pelaksanan ujian nasional 2013. Mereka menyerukan Mendiknas Muhammad Nuh segera diganti.
"UN tahun ini merupakan UN terburuk sepanjang sejarah. Kami menyerukan, agar Mendiknas segera diganti," kata Ketua Umum IPM Payakumbuh Zidny Ilmiah, didampingi Ketua Bidang Pengkaderan Yolvia Putra dan Ketua Bidang Advokasi Adelia, sambil menyerahkan pernyataan sikap mereka.
Yolvia Putra mengatakan, keterlambatan percetakan naskah soal UN 2013 adalah bukti kekacauan sistem di Kemendiknas. "Dengan keterlambatan ini, bakal mengakibatkan kebocoran soal karena adanya penundaan UN di beberapa provinsi, bahkan di Payakumbuh sendiri," ucapnya.
Yolvia menilai, kualitas kertas Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) tahun ini sangat buruk karena tipis dan mudah robek. "Apabila teman-teman kami yang ujian tadi pagi, tidak hati-hati, pada saat dihapus, lembaran jawaban akan memudar, bahkan sangat mudah robek," katanya.
Berdasarkan hasil diskusi anggota IPM Payakumbuh, menurut Adelia, banyak pelajar peserta UN, merasa takut dengan kondisi LJUUN dan soal yang disatukan atau dipaketkan. "Teman-teman kami, lebih banyak menggunakan waktu, untuk berhati-hati memisahkan," kata Adelia.
Selanjutnya, tukuk Adelia, dengan adanya pemaketan antara soal dan lembar jawaban, peserta mendapat beban mental yang sangat tinggi. "Karena apabila LJUN robek atau bolong, maka mereka harus mengulang dengan soal yang baru dari awal, sementara waktu tersedia sangat pendek," ujar Adelia. (frv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswa Bogor Batal UN
Redaktur : Tim Redaksi